Jayapura, Jubi – Sebanyak 129 mahasiswa asal sembilan kabupaten/kota di Provinsi Papua yang berkuliah dengan beasiswa Siswa Unggul Papua belum menerima pembayaran biaya hidup dan/atau biaya kuliah periode Januari – Oktober 2023.
Hal itu disampaikan Ketua Forum Komunikasi Orangtua Penerima Beasiswa Dalam Negeri dan Luar Negeri, Jhon Reba di Kota Jayapura, Provinsi Papua, pada Jumat (13/10/2023). “Kami masih temukan ada mahasiswa yang biaya kuliah dan biaya hidupnya belum dibayar BPSDM Papua,” ujarnya.
Reba mengatakan temuan itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan forum orangtua bersama Aliansi Internasional Perhimpunan Mahasiswa Papua di Luar Negeri (IAPSAO) sejak 5 sampai 8 Oktober 2023. Reba mengatakan survei selama tiga hari itu baru melibatkan 159 mahasiswa.
“Jadi itu ada tata survei kita yang terakhir memang ada sampel. Hanya 20% mahasiswa yang terlibat memberikan laporan. Tapi dari situ paling tidak kita punya informasi bahwa masih ada yang memang belum dibayarkan atau belum terbayarkan,” katanya
Reba mengatakan 129 mahasiswa yang belum dibayarkan beasiswa itu terdiri atas 78 mahasiswa belum dibayarkan biaya kuliah, dan sejumlah 51 mahasiswa belum dibayarkan biaya hidup.
Reba mengatakan dari 78 mahasiswa yang belum menerima biaya kuliah itu, sebanyak 32 mahasiswa yang berkuliah di Amerika Serikat, Rusia dan Selandia Baru. Sejumlah 46 mahasiswa lainnya berkuliah di dalam negeri.
Sementara 51 mahasiswa yang belum dibayarkan biaya hidup itu terdiri atas 21 mahasiswi tersebar di Amerika Serikat, Rusia, dan Selandia Baru, serta 30 mahasiswa berkuliah di dalam negeri. Reba mengatakan ada sejumlah mahasiswa yang sudah mendapatkan surat peringatan dari kampus mereka.
Reba menilai BPSDM Papua sangat lambat dalam memproses pembayaran beasiswa. Padahal, menurut Reba, BPSDM Papua telah memiliki data dan telah diberikan waktu yang cukup guna melunasi pembayaran biaya pendidikan dan biaya hidup para penerima beasiswa Siswa Unggul Papua
“BPSDM Papua sebagai penyelenggara pasti tahu mana mahasiswa yang belum dibayarkan kalau datanya valid. Jadi, begitu ada uang, langsung bayarakan, kan mudah. Itu harus tunggu orangtua melapor dulu,” ujarnya.
Meriksa Esuwe, penerima beasiswa Siswa Unggul Papua yang berkuliah di Irkutsk National Research Technical University di Rusia mengatakan BPSDM Papua belum membayarkan biaya kuliah maupun biaya hidupnya sejak Januari hingga Oktober 2023.
Usuwe mengatakan pihak kampus telah memintanya untuk segera membayar biaya kuliah. Usuwe mengaku jika biaya kuliahnya tidak segera dibayar pada November 2023, ia akan dikeluarkan dari kampus.
“November 2023 ini harus sudah masuk kelas. Kalau tidak dibayarkan, [saya] akan dikeluarkan,” ujar Usuwe pada Jumat (13/10/2023).
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), Aryoko F Rumaropen pada Senin (9/10/2023) mengatakan 1.718 mahasiswa beasiswa Siswa Unggul Papua asal Provinsi Papua tidak semua dibayarkan biaya kuliah maupun biaya hidup. Rumaropen mengatakan ada mahasiswa yang sudah cuti, wisuda, ataupun sudah batas waktu penerimaan beasiswa.
“Misalnya 36 mahasiswa kedokteran Uncen yang sudah status koas, kami berhentikan pembayaran karena per Januari dia sudah tidak tercatat dipangkalan data Dikti, karena sudah selesai [program sarjananya],” ujarnya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!