Jayapura, Jubi – Para pemimpin Troika Forum Kepulauan Pasifik (Pacific Islands Forum/PIF) telah mengirim surat kepada Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk menyampaikan keprihatinan atas dampak kebijakan tarif AS dan pembekuan bantuan iklim di kawasan Pasifik.
Troika tersebut terdiri dari Dr. ‘Aisake Valu Eke, Ketua Forum dan Perdana Menteri Tonga; Jeremiah Manele, Ketua Forum terpilih dan Perdana Menteri Kepulauan Solomon; serta Mark Brown, Perdana Menteri Kepulauan Cook. Demikian dilaporkan laman Solomon Star News, Jumat (18/4/2025).
Selain itu, Presiden Republik Palau, HE Surangel Whipps Jr., turut bergabung sebagai perwakilan sub-kawasan Mikronesia dalam pembahasan menyangkut Tinjauan Arsitektur Regional.
Surat tersebut menyusul tantangan besar yang tengah dihadapi negara-negara Pasifik seperti Vanuatu (23%), Nauru (30%), dan Fiji (32%) yang terdampak signifikan oleh kebijakan tarif timbal balik AS. Kebijakan itu diluncurkan di bawah pemerintahan Presiden Trump sebagai bagian dari agenda perdagangan luar negeri AS.
Lebih jauh, pembekuan bantuan AS juga menghentikan sejumlah proyek penting terkait perubahan iklim di Pasifik, yang dinilai mengancam kesejahteraan masyarakat yang paling rentan terhadap dampaknya.
Setibanya di Bandara Internasional Honiara usai menghadiri pertemuan Troika di Nadi, Fiji, Perdana Menteri Jeremiah Manele menegaskan bahwa Forum memiliki kekhawatiran serius terhadap perubahan arah kebijakan luar negeri AS.
“Troika secara khusus membahas lanskap global yang berubah akibat kebijakan luar negeri baru Amerika Serikat,” ujarnya kepada wartawan.
Perubahan itu termasuk penarikan AS dari beberapa lembaga dan perjanjian internasional penting, seperti:
- Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim
- Dewan Hak Asasi Manusia PBB
- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
- Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO)
- Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA)
“Sekretariat telah menyusun laporan singkat atas permintaan Troika untuk menguraikan dampak dari kebijakan tersebut terhadap kawasan Pasifik,” kata Manele.
Dalam pertemuan itu, Troika juga menyoroti komitmen keuangan AS terhadap sejumlah organisasi regional dan multilateral di kawasan Pasifik, termasuk:
- Komunitas Pasifik (SPC)
- Sekretariat Program Lingkungan Regional Pasifik (SPREP)
- Badan Perikanan Forum Pasifik (FFA)
- Forum Kepulauan Pasifik (PIF)
- Program Pengembangan Kepulauan Pasifik (PIDP)
- Kantor Keselamatan Penerbangan Pasifik (PASO)
Manele menyebut bahwa kebijakan tarif AS yang terus berubah membawa dampak terhadap sistem perdagangan di kawasan. Karena itu, Troika sepakat untuk menjalin komunikasi resmi dengan pihak AS guna membahas pembekuan bantuan serta komitmen AS terhadap lembaga-lembaga regional Pasifik.
Pertemuan di Suva ini merupakan pertemuan langsung pertama Troika, setelah sebelumnya menggelar pertemuan virtual pada 25 Maret 2025.
Selain membahas isu kebijakan AS, Troika juga sepakat untuk memulai diskusi politik terkait Tinjauan Arsitektur Regional, sebuah inisiatif untuk menyederhanakan serta memperkuat kerja sama kawasan Pasifik.
“Tinjauan ini akan fokus pada pengurangan duplikasi lembaga dan kerangka kerja di kawasan. Tujuannya adalah menciptakan arsitektur regional yang lebih terpadu, efisien, dan siap menghadapi tantangan masa depan,” ujar Manele.
Kajian ini bertujuan untuk merasionalisasi jumlah organisasi regional dan mendorong terbentuknya struktur antarpemerintahan yang lebih ramping.
Proses konsultasi politik akan dipimpin oleh Kelompok Orang Tingkat Tinggi (High-Level Political Group/HLPG) yang terdiri dari perwakilan tiga sub-wilayah utama:
- Melanesia: Dr. Sir Jimmie Rogers (Kepulauan Solomon)
- Polinesia: Peseta Noumea Simi (Samoa)
- Mikronesia: HE Gerald Zackios (Kepulauan Marshall)
Demikian disampaikan PM Jeremiah Manele kepada awak media di Bandara Internasional Honiara, usai mengikuti pertemuan Troika Forum Pasifik di Suva, Fiji. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!