Jayapura, Jubi – Acara terbesar di dunia yang merayakan budaya pasifik ini telah menyatukan ribuan delegasi, pemimpin, seniman, dan penonton melalui upaya mengangkat kelompok masyarakat adat yang terpinggirkan melawan kepunahan dan hak untuk mengatur diri sendiri.
Seorang tokoh komunitas dari Guam Anthony Borja mengatakan Festival Seni dan Budaya Pasifik (FestPAC) lebih dari sekadar ‘merevitalisasi budaya’. Demikian dikutip Jubi.id dari www.rnz.co.nz pada Sabtu (15/6/2024).
Borja mengatakan dia melihat festival tersebut sebagai ‘perjuangan melawan kepunahan masyarakat Pasifik’.
“Anda menjadi sangat emosional ketika memikirkan kepunahan, tapi kami akan melakukan sesuatu untuk mengatasinya,” ujarnya.
![FestPAC 2024 'melawan kepunahan masyarakat Pasifik' 2 Fest PAC](https://jubi.id/wp-content/uploads/2024/06/FestPAC-2.webp)
Warga Fiji berdiri dalam solidaritas bagi masyarakat Kanaky di Kaledonia Baru dengan menempati ruang yang telah ditentukan di FestPAC.
Tim telah mendirikan sudut kava di mana siapa pun yang tertarik dapat bersama mereka sebagai bentuk dukungan terhadap tetangga asli mereka, Kanaky.
Hal ini terjadi setelah aliansi lebih dari dua lusin organisasi non-pemerintah Pasifik mengecam Prancis atas apa yang mereka katakan sebagai ‘pengkhianatan’ terhadap penduduk Kanak di Kaledonia Baru.
Wakil kepala misi delegasi Fiji, Emosi Caniogo, mengatakan tindakan persaudaraan dan solidaritas mereka telah diterima dengan baik oleh negara-negara lain dan postingan di media sosial mengatakan bahwa ini adalah gerakan yang ‘kuat’.
Ia mengatakan Fiji memberikan dukungan kepada saudara-saudari dari Kaledonia Baru, sungguh luar biasa. ”Meskipun kita berasal dari pulau yang berbeda, kita dapat melihat bahwa kita semua adalah bagian dari keluarga besar Pasifik dan mereka tidak boleh putus asa,” katanya.
![FestPAC 2024 'melawan kepunahan masyarakat Pasifik' 6 FestPAC](https://jubi.id/wp-content/uploads/2024/06/FestPAC-3.webp)
Bukan hanya Kanaky, delegasi Fiji juga mengucapkan dukungan untuk Vanuatu dan Papua Barat yang tidak ikut dalam festival Pasifik ini.
“As well as our brothers and sisters in Vanuatu and West Papua. Vinaka vakalevu na veikaroni. Merci pour la solidarité,” [Begitu juga dengan saudara-saudara kita di Vanuatu dan Papua Barat. Vinaka vakalevu na veikaroni. Terima kasih atas solidaritasnya]. #FreeKanaky #FreeWestPapua. Demikian tulis akun X @JoselnigoSantos, Sabtu (15/6/2024).
Bahkan Miss Samoa Moemoana Schwenke ikut membawa dan membentang bendera Bintang Kejora di sela-sela Fastival Budaya Pasifik ke-13 ini.
Lebih dari 2.000 delegasi dari seluruh Pasifik telah melakukan perjalanan ke Hawaii untuk menghadiri festival yang berlangsung selama 10 hari tersebut.
Delegasi Rapa Nui yang menghadiri FestPAC telah membuat sejarah dengan membawa delegasi terbesar yang pernah ada.
![FestPAC 2024 'melawan kepunahan masyarakat Pasifik' 7 FestPAC](https://jubi.id/wp-content/uploads/2024/06/FestPAC-4.jpg)
Pada festival-festival sebelumnya, delegasi yang hadir hanya berjumlah 15 orang.
Tahun ini, mereka telah mengirimkan lebih dari 100 masyarakat adat untuk berbagi berbagai bentuk kesenian tradisional.
Seorang pemain di tim Hotu Iti Ariki mengatakan tim besar mereka yang terdiri dari orang-orang dari segala usia adalah pertunjukan pengetahuan antargenerasi.
“Kami datang dengan anak-anak berusia 9 tahun hingga 65-70 tahun. Ada banyak variasi dalam delegasi ini di mana Anda dapat melihat sudut pandang berbeda dari generasi berbeda, semuanya di tempat dan waktu yang sama.”
Penari juara Rapa Nui Ariki Vahine Nehe Nehe Atan mengatakan ini adalah festival pertamanya.
“Saya sangat senang, saya sangat bangga berada di sini untuk mewakili budaya saya, masyarakat saya, dan pulau saya,” katanya.
“Kami di sini untuk berbagi budaya kami dan menikmati bersama Anda serta belajar tentang orang lain,” ujarnya.
Festival ini berakhir pada akhir pekan ini dan edisi ke-14 dijadwalkan pada 2028 dan akan diselenggarakan di Kaledonia Baru.
Ada empat negara yang saat ini mengajukan penawaran untuk menjadi tuan rumah FesPAC 2032, termasuk Fiji. (*)
Discussion about this post