Poso, Jubi – Festival Tampo Lore 2024 menjadi ajang untuk mempromosikan dan melestarikan warisan budaya situs megalit di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Hal itu disampaikan Bupati Poso Verna Gladies Merry Inkiriwang, pada Jumat (28/6/2024.
“Ke depannya kita akan fokus meningkatkan pariwisata dan terus melestarikan warisan budaya yang ada di Tampo Lore, maupun yang ada di Kabupaten Poso,” katanya, saat menghadiri Festival Tampo Lore 2024 di Kabupaten Poso.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Poso untuk lima tahun ke depan, akan berfokus terhadap bidang pariwisata dan pertanian di wilayah itu. Sebab ada banyak situs-situs megalit yang merupakan destinasi wisata unggulan Kabupaten Poso, dan harus diperkenalkan ke masyarakat luas bahwa Provinsi Sulawesi Tengah sebagai Negeri Seribu Megalit.
Ia mengatakan, pihaknya telah menyampaikan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng untuk memasukkan Festival Tampo Lore ke dalam agenda pariwisata Kabupaten Poso. Selain itu dimasukkan juga ke dalam agenda wisata skala Pemprov Sulteng.
“Ini merupakan upaya kita untuk meningkatkan sektor pariwisata di Kabupaten Poso, dan melestarikan adat istiadat serta warisan budaya kebanggaan daerah kita,” ujarnya.
Dalam mendukung pelaksanaan Festival Tampo Lore, pihaknya juga telah melakukan rabat jalan menuju Situs Megalit Pokekea, yang merupakan lokasi pelaksanaan festival di Desa Hanggira, Kecamatan Lore Tengah. “Terima kasih kepada semua yang telah berupaya lelah, baik panitia, masyarakat setempat dan tokoh adat serta tokoh agama, dalam upaya melestarikan adat istiadat dan warisan budaya kita,” katanya.
Sementara itu, Ketua Panita Festival Tampo Lore Muhammad Subarkah mengatakan, festival kali ini merupakan Festival Tampo Lore yang ketiga kalinya. “Festival Tampo Lore merupakan festival yang diadakan masyarakat Tampo Lore yang mendiami tiga wilayah lembah, yakni Lembah Pekurehua, Lembah Behoa dan Lembah Bada,” ujarnya.
Festival Tampo Lore, kata dia, sebagai upaya untuk mendorong agar ekonomi kreatif bertumbuh di Kabupaten Poso, khususnya bagi masyarakat di kawasan Tampo Lore. Selain itu, untuk menjaga ada istiadat masyarakat adat Tampo Lore dan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat lokal, nusantara dan dunia bahwa wilayah Tampo Lore telah dicanangkan sebagai Negeri Seribu Megalit.
“Festival Tampo Lore mendorong masyarakat yang menjadi tuan rumah dan masyarakat yang ada di Tampo Lore, untuk terlibat aktif dan berpartisipasi dalam menunjukkan eksistensi kebudayaan masyarakat Tampo Lore, mulai dari kerajinan, kuliner, seni tari, bahkan musiknya,” ujarnya, sembari berharap dengan kegiatan ini semoga dapat semakin memperkenalkan situs-situs megalitikum yang ada di Kabupaten Poso, dan Provinsi Sulteng sebagai Negeri Seribu Megalit. (*)
Discussion about this post