Jayapura, Jubi – Sekitar 900 warga dari sejumlah kampung di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah dipulangkan ke kampungnya, Jumat (27/6/2025).
Ratusan warga itu mengungsi ke Distrik Sugapa, ibu kota Intan Jaya sejak dua bulan lalu, akibat konflik bersenjata antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM yang menyebabkan aparat keamanan melakukan penyisiran di berbagai kampung di Intan Jaya.
Koodinator Tim Mediasi Konflik Hitadipa, Enius Zanambani mengatakan, pihaknya bersama pemerintah distrik, serta para intelektual dari Distrik Hitadipa berkomitmen mengantarkan warga sipil itu kembali ke kampungnya masing-masing.
“Warga sipil yang terdampak konflik secara langsung itu antara lain [dari] Kampung Sugapa Lama, Kampung Jaindapa, Hitadipa, Janamba, Soangama dan kampung lain yang terdampak. Jadi sekitar ada 800-900 masyarakat sipil yang mengungsi yang ada di ibu kota itu. Ini yang kami antara mereka ke Distrik Hitadipa dari Ibu Kota Sugapa, Kabupaten Intan Jaya,” kata Enius Zanambani kepada Jubi melalui telepon selelurnya, Senin (30/6/2025).
Menurutnya pengungsi yang dipulangkan ke kampungnya itu, belum termasuk yang mengamankan diri ke hutan dan kabupaten tetangga seperti Nabire dan Mimika.
“Kami antar pengungsi termasuk dari sembilan kampung yang terdampak dan ikut mengungsi. Mereka semua mengungsi ke ibu kota kabupaten untuk menyelamatkan diri. Mereka dari Kampung Soangama, Sanaba, Wabui, Kulapa, Sakumba, Pugisiga, Danggomba dan Balamai” ujarnya.
Enius Zanambani mengatakan, selama mengungsi di Sugapa, ratusan warga itu tinggal di 17 rumah dan dua posko pengungsian yang berada di belakang Bank Papua dan Posko di Kampung Mamba.
“Kami minta petunjuk kepada pemerintah terkait nasib pengungsi ini dan berkoordinasi untuk mengembalikan masyarakat sipil kembali ke kampung mereka di Distrik Hitadipa. Bupati Intan Jaya mendukung usulan kami itu, sehingga kami mengantar masyarakat sipil dari Sugapa ke Hitadipa,” ucapnya.
Kataya, para pengungsi itu berjalan kaki kembali ke kampungnya. Saat berada di Pos TNI di Sugapa Lama, para pengantar pun meminta izin kepada pihak TNI untuk akses ke Kampung Soangama, Sanamba dan Kulapa.
“Jalan ke distrik Hitadipa menuju enam kampung yaitu Wabui, Sakumba, Balamai, Sakumba, Pugisiga, Danggomba akhirnya dibuka,” kata Zanambani.
Setelah mendapat izin dari pihak TNI, Tim yang mengatar dan pengungsi kemudian menuju Distrik Hitadipa melakukan bakar batu bersama sebelum mereka ke kampung masing-masing.
Dalam acara bakar batu itu, warga, tokoh gereja, tokoh masyarakat, tokoh adat, pemerintah distrik dan kampung menyampaikan aspirasinya untuk dikoordinasikan dengan bupati dan DPR Kabupaten Intan Jaya.
“Setelah acara itu, kami antarkan masyarakat ke tempat asal mereka masing-masing. Namun masyarakat Kampung Sugapa Lama dan Jaindapa yang belum bisa turun ke kampung, karena pos TNI nya di situ, sehingga masyarakat tidak berani. Tapi yang lain sudah masuk dan bisa bebas beraktivitas seperti biasa,” ucapnya.
Kepala Distrik Hitadipa, Soleman Bilambani berharap masyarakatnya dapat beraktivitas seperti biasa, dengan rasa aman dan damai, tanpa merasa terancam dan terintimidasi dari pihak TNI maupun TPNPB.
“Masyarakat mau pembangunan di kampungnya berjalan lancar. Oleh karena itu, kepada pemerintah kabupaten atau bupati dan DPRK, untuk memberikan rasa aman dan jaminan keamanan bagi masyarakat sipil,” kata Bilambani.
Soleman mengatakan, setelah tidak pernah beribadah di gereja selama dua bulan lebih, pada Minggu (29/6/2025), pihaknya bersama masyarakat kembali bisa beribadah dengan baik. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!