Jayapura, Jubi – Penjabat atau Pj Gubernur Provinsi Papua Pegunungan, Velix Wanggai menemui masyarakat asal Lanny Jaya di Wamena. Kunjungan yang dilakukan pada Minggu (16/6/2024) itu merupakan langkah-langkah pendekatan sosial, dalam membangun proses perdamaian di Papua Pegunungan, khususnya di Kabupaten Jayawijaya, atas pertikaian komunitas Wouma – Asolokobal.
Dalam kunjungan yang didampingi Pj Bupati Lanny Jaya Alpius Yigibalom di halaman Gereja Baptis Immanuel Gunambar Wamena, Velix Wanggai menekankan, bahwa rumah besar Papua Pegunungan dilandasi prinsip kasih. Kasih memberi pesan panjang sabar, murah hati, mengasihi antar sesama, dan mencintai hidup damai dalam masyarakat.
“Kita semua masyarakat Papua Pegunungan menginginkan kehidupan yang damai, sehingga masyarakat dapat bekerja dengan baik, anak-anak bisa sekolah, pelayanan kesehatan baik, serta semua bisa mencari penghidupan dengan aman, nyaman dan damai,” kata Velix Wanggai seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Jubi di Jayapura, Senin (17/6/2024).
Menurut Wanggai, rumah besar Papua Pegunungan ini hadir untuk semua masyarakat delapan kabupaten. Karena itu, kedamaian dan ketentraman sosial penting.
“Dengan demikian, Pemprov Papua Pegunungan dapat melayani dengan baik kebutuhan masyarakat, termasuk aspirasi yang disampaikan masyarakat Lanny Jaya atas perlunya percepatan pelayanan pemerintahan yang lebih dekat ke daerah-daerah pelosok.”
Dari pertemuan yang baik ini, keluarga besar Lanni Jaya akan membahas secara internal korban di masyarakat Lanny Jaya dan akan disampaikan ke Pemprov Papua Pegunungan dan Pemkab Lanny Jaya.
Masyarakat Lanny Jaya ingin kehidupan yang damai dan pelayanan pemerintahan yang lebih menyentuh masyarakat Lanny Jaya.
Pj Gubernur Provinsi Papua Pegunungan, Velix Wanggai mengucapkan terima kasih atas keterbukaan, kehangatan dan jiwa besar dari masyarakat Lanny Jaya dalam membangun kedamaian di Jayawijaya dan Papua Pegunungan atas landasan kasih.
Velix Wanggai sebelumnya, Sabtu (15/6/2024) menemui keluarga besar pihak Asolokobal dan keluarga besar Wouma, yang bertikai di kawasan Wouma-Yagara-Megapura, Jayawijaya. Para pihak juga menginginkan kesepakatan perdamaian untuk kehidupan yang lebih baik dan normal kembali. (*)
Discussion about this post