Sorong, Jubi – Ketua Umum Pengurus Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Hero April mengatakan peningkatan kapasitas pemuda adat di Papua sangat penting. Jika masyarakat adat sendiri tidak mengelola wilayah adatnya, para investor akan melihat peluang masuk dan merampas wilayah adat seperti yang terjadi di Indonesia saat ini.
“Sangat penting kita meningkatkan kapasitas dari pemuda adat di Papua. Misalnya soal pelatihan mengelola potensi di wilayah adat masing-masing suku,” katanya.
Sejauh ini, pihaknya belum pernah melakukan pelatihan dimaksud. Rencananya baru akan digelar 2025 mendatang.
Selain peningkatan kapasitas bagi seluruh anggota BPAN region Papua. Ia juga mengakui kurangnya komunikasi menjadi hambatan tersendiri bagi pemuda, menjaga dan melindungi dan mengali potensi di wilayah adat.
“Pemuda punya niat dan tujan yang sama untuk menjaga dan melindungi wilayah adat hanya saja memang di semua wilayah kerja BPAN yang terjadi adalah kurang kordinasi dan komunikasi baik didalam internal. Namun ke depan nanti kita akan benahi kekurangan ini,” ucapnya.
Sementara itu, ketua BPAN region Papua, Esau Klagilit hambatan lainnya yang dihadapi pemuda adat dalam mengelola potensi, yakni tidak adanya dukungan dari pihak pemerintah.
Pihaknya akan mendorong dan mendesak pemerintah untuk membuat regulasi yang berpihak pada masyarakat adat.
“Kita pastinya akan mendesak pemerintah untuk membuat peraturan daerah (Perda) agar produk lokal hanya dijual oleh orang Papua. Ketika sudah ada perda maka pemuda kita bisa mendorong untuk mengelola potensi-pontesi yang ada di wilayah adat,” ujarnya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!