Timika, Jubi – Menteri Investasi merangkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, takjub mendengar pengakuan serta penjelasan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia atau (PTFI), Tony Wenas, bahwa baru terjadi rekor pengiriman konsentrat tembaga terbesar.
Bahlil Lahadalia menyatakan sejak perusahaan tambang Freeport beroperasi, perusahaan multinasional itu untuk pertama kalinya mencatat rekor untuk pengiriman kosentrat tembaga sebanyak 2 juta ton pada bulan ini.
“Sejak Freeport ada [perusahaan tambang PTFI beroperasi] di Tanah Papua kapasitas ekspor copper atau tembaga 2 juta ton di bulan Agustus. Belum pernah,” kata Lahadalia kepada jurnalis di Pelabuhan Amamapare, Senin (15/8/2022), sambil mempertegas kembali bahwa baru tahun ini di bulan Agustus mencapai 2 juta ton.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengapresiasi serta menyatakan rekor dan capaian prestasi ini menjadi sebuah kebanggaan dari kerja keras manajemen PTFI sekaligus menjadi momentum kado spesial dalam merayakan HUT ke-77 RI.
Menteri Lahadalia dalam kunjungan kerja di Timika, Papua Tengah sejak Senin berkesempatan melepas keberangkatan kapal Ajkwa yang mengangkut konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia.
Pemberangkatan kapal ini merupakan bagian dari pengiriman konsentrat tembaga ke fasilitas peleburan tembaga (smelter) pertama yang dibangun PTFI dan Konsorsium Jepang di Gresik, Jawa Timur pada tahun 1996, yang saat ini dikelola oleh PT Smelting.
Keberangkatan kapal Ajkwa sebagai sebuah kapal pengumpan membawa 8.600 ton konsentrat tembaga untuk dipindahkan ke kapal Naziha yang berada di laut dalam, sekitar 19 km dari dermaga.
Kapal Naziha akan menampung 26.500 ton konsentrat tembaga untuk dibawa ke PT Smelting, dan merupakan pengiriman konsentrat ke-32 ke PT Smelting yang dilakukan sejak Januari 2022.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesa atau PTFI, Tony Wenas, menginformasikan bahwa hingga kini 40 persen konsentrat tembaga yang dihasilkan Freeport dikirimkan ke pabrik peleburan PT Smelting di Gresik.
Disamping itu sebagai wujud komitmen perusahaan untuk memenuhi regulasi pemerintah, PTFI kini tengah menyelesaikan pembangunan smelter keduanya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE).
Tony Wenas menyebut pihaknya menargetkan penyelesaian konstruksi smelter yang sudah mencapai 36,2 persen untuk periode sampai akhir Juli 2022 ini akan rampung pada akhir tahun 2023, yang kemudian dilanjutkan dengan pre-commissioning dan commissioning, dan mulai beroperasi pada Mei 2024.
“Ketika smelter baru kami beroperasi nanti, akan memungkinkan PTFI untuk memurnikan seluruh produksi konsentrat tembaganya di dalam negeri,” kata Tony Wenas menggaransi.
“Kami menyadari betul, pencapaian ini akan membuat setiap lini kegiatan operasi yang PTFI lakukan memberi multiplier effects atau [efek ganda] yang kian bermakna bagi bangsa dan negara,” ujarnya. (*)