Enarotali, Jubi – Uskup Jayapura, Mgr Yanuarius Theofilus Maatopai You mengakhiri kunjungan pastoralnya di sejumlah paroki di Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, dengan menyinggahi Pastoran Paroki Bintang Timur Abmisibil di Distrik Abmisibil pada Jumat (2/6/2023). Perjalanan pastoral Uskup Jayapura ke sejumlah paroki Dekanat Pegunungan Bintang itu dimulai sejak ia mengunjungi Paroki Roh Kudus Mabilabol di Oksibil, Ibu Kota Kabupaten Pegunungan Bintang, Jumat (26/5/2023).
Dalam rangkaian kunjungan pastoral itu, Uskup Jayapura telah mengunjungi Paroki Kristus Bangkit Iwur pada Selasa (30/5/2023). Pada Rabu hingga Kamis (1/6/2023), Uskup Jayapura mengunjungi Paroki St. Petrus Oklip. Pastoran Paroki Bintang Timur Abmisibil di Distrik Abmisibil menjadi paroki terakhir yang dikunjungi Mgr Yanuarius Theofilus Maatopai You dalam kunjungan pastoral kali ini.
Saat tiba di Bandara Abmisibil pada Jumat, Mgr Yanuarius Theofilus Matopai You Pr yang mengenakan jubah kebesaran berwarna hitam disambut ramai oleh umat Katolik di sana. Uskup Jayapura yang didampingi Bupati Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana dan Pastor Dekan Dekanat Pegunungan Bintang, Pastor Imanuel James Kossay Pr disambut tarian adat khas Ngalum diselingi gemuruh sorak sorai umat. “Yepmum…. Yepmum…. Yepmum,” sapa Uskup Yan You dalam bahasa setempat, mengangkat tangan dan memberi berkat kepada umat yang mengeliling Bandara Abmisibil.
Usai mengikuti prosesi penerimaan secara adat dan pemasangan mahkota burung cenderawasih di kepala, Uskup Jayapura diarak menuju Pastoran Paroki Bintang Timur Abmisibil. Putra Mee dan Orang Asli Papua pertama yang ditahbiskan menjadi Uskup pada 2 Februari 2023 itu pun menyampaikan terima kasih atas penerimaan umat Paroki Abmisibil.
Sang Gembala Keuskupan Jayapura menuturkan ia memulai tradisi baru di era kepemimpinannya dengan turun ke semua Dekanat di Keuskupan Jayapura. Ia ingin mendengar suara, keluh kesah, kritik, dan masukan dari umat Katolik.
“Bapa [dan] Mama sudah kasih men (tas nokel ala Pegunungan Bintang). Saya minta esok, Bapa [dan] Mama, umat sekalian, harus isi men ini. Saya butuh masukan untuk bidang pendidikan, ekonomi, keluarga, kesehatan dan sebagainya. Setelah di Dekanat Pegunungan Bintang, saya akan ke Dekanat Jayawijaya dan Keerom,” kata Uskup Yan.
Menurut Uskup Yan, dirinya tidak pernah sama sekali mengimpikan bahwa akan menjadi seorang uskup. Semua adalah semata-mata rencana Tuhan. Walaupun, secara implisit, ia mengaku sudah ada tanda-tanda melalui mimpi sang ibunya, Rosalina Tatogo puluhan tahun silam.
“Dan saya yakin, saya tidak sendiri. I am not alone. Suatu saat pasti akan ada uskup-uskup Orang Asli Papua di Keuskupan lain di Tanah Papua kita tercinta,” kata Mgr Yan You disambut tepuk tangan meriah umat.
Pada kesempatan itu, Uskup Yan juga kembali menyerukan kepada umat Katolik untuk tetap memegang tradisi petani untuk rajin bekerja kebun dan menanam. Sebab baginya, segala kehidupan ada di dalam tanah.
“Gali tanah dan dapat uang di situ. Kalau ada yang malas-malasan, saya marah. Kantor kita, para petani, adalah di kebun. Masuk kebun dan tanam kopi, bawang, ubi, sayur, buah-buahan, supaya bisa makan dan jual untuk hidupmu. Jangan hanya main shio (judi) lalu tinggalkan kebun,” katanya uskup kelahiran Kampung Uwebutu, Kabupaten Paniai, 1 Januri 1969 itu.
Pastor Dekan Dekanat Pegunungan Bintang, Pastor Imanuel James Kossay Pr mengajak umat untuk penuh sukacita merayakan kegembiraan imannya, karena doa mereka selama 129 tahun yang merindukan hadirnya uskup OAP telah terkabulkan.
“Kalau Bapa Uskup sudah datang kunjung kita, maka berkat dan rahmat harus tinggal bersama kita. Buka pintu rumah dan pintu hati lebar-lebar untuk menerima berkat itu. Kita juga harus jaga rumah baik-baik. Orang lain datang bantu kita, tapi kita yang harus bikin pagar jaga rumah kita,” ujarnya.
Menurutnya, Paroki Bintang Timur Abmisibil baru saja merayakan Hari Ulang Tahun ke-59, setelah misionaris Fransiskan pertama masuk dan membaptis umat setempat pada 31 Mei 1964. “Dari Paroki Abmisibil ini telah lahir Pastor Hila Pekey Pr. Juga ada banyak tokoh awam yang lahir dari rahim sini. Kita percaya akan ada Hila-Hila lain, bahkan Matopai-Matopai lain sesudah kunjungan Uskup Yan ini,” kata Pastor James.
Sepanjang kunjungan kanonik perdana itu, Bupati Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana selalu mengantar dan mendampingi Uskup Jayapura, mulai dari Oksibil, Iwur, Oklip dan Abmisibil. “Itu sebagai bentuk terima kasih saya kepada Gereja Katolik. Saya jadi bupati hari ini juga semata-mata karena Gereja Katolik,” tutur Spei.
Menurut Bidana, kebangkitan Orang Asli Papua saat ini dan menduduki Tahta Keuskupan Jayapura harus menginspirasi dan memotivasi iman seluruh umat Katolik maupun Kristen di Tanah Papua. “Saya hadir di sini tidak sebagai bupati, tetapi sebagai kader Katolik. Kita yang dibesarkan Gereja harus dukung program Uskup Jayapura. Uskup tak bisa jalan kalau tanpa bantuan kita sebagai umat. Jadi kita harus bergerak bersama,” tuturnya. (*)