Jayapura, Jubi – Penembakan pesawat Trigana Air bertipe Boeing 373-500 dengan call sign PK-YSC saat mendarat dan lepas landas di Bandara Nop Goliat Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo, pada 11 Maret 2023 lalu membuat sejumlah maskapai penerbangan komersial menghentikan penerbangan ke Dekai. Pada Kamis (16/3/2023), sejumlah 261 warga dari Dekai diterbangkan ke Bandara Theys Hiyo Eluay di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, dengan menggunakan pesawat Hercules TNI AU.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah atau Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan sebagian besar warga dari Dekai yang diterbangkan ke Jayapura pada Kamis sedang memiliki urusan pribadi, dinas, ataupun sekolah. Ia membantah anggapan bahwa 261 warga dari Dekai itu mengungsi ke Jayapura karena takut melihat eskalasi konflik bersenjata di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan.
“Jadi tidak bisa dikatakan perginya ratusan warga Yahukimo ke Jayapura karena takut akibat peristiwa teror di wilayah Yahukimo. [Mereka] memang adakeperluan yang tertunda, sehingga memanfaatkan kesempatan untuk berangkat dengan pesawat Hercules TNI AU,” kata Benny melalui keterangan pers tertulis yang diterima Jubi di Kota Jayapura, Jumat (17/3/2023).
Menyinggung soal situasi keamanan di Kabupaten Yahukimo, Benny menyatakan sudah ada pengiriman 40 personel Brimob dan 20 personel TNI sebagai pasukan tambahan ke Dekai. Mereka akan membantu Kepolisian Resor Yahukimo memulihkan situasi keamanan di Yahukimo.
Menurutnya, pasukan tambahan itu berasal dari Jayapura dan Timika, ibu kota Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. “Perkuatan pasukan sudah tiba di Yahukimo, baik dari Jayapura maupun Timika, dengan menggunakan pesawat Hercules TNI AU,” ujarnya.
Salah satu warga asal Dekai yang ikut menumpang pesawat Hercules TNI AU pada Kamis, Bur menyatakan ia dan keluarganya pergi ke Jayapura karena ingin melangsungkan akikah anakknya di Makassar, Sulawesi Selatan. “Seharusnya kami berangkat hari Minggu lalu. Karena tidak ada pesawat ke Yahukimo, [keberangkatan kami] jadi tertunda,” kata Bur.
Warga yang lain, James Mirin menyampaikan ia pergi dari Dekai ke ke Jayapura karena harus melanjutkan kuliahnya di Universitas Cenderawasih. “Saya mau lanjut kuliah jurusan guru. Karena penerbangan susah, dan kebetulan ada kesempatan menggunakan pesawat Hercules, saya langsung ikut agar tidak tertinggal kuliah,” kata Mirin. (*)
