Jayapura, Jubi – Sejumlah asrama yang menampung mahasiswa dan pelajar Kabupaten Sarmi di Kota Jayapura, Papua, kini dalam kondisi memprihatinkan. Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kabupaten Sarmi (IPPMS) meminta perhatian dari Pemerintah Kabupaten Sarmi.
Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kabupaten Sarmi (IPPMS), Jack Cawem menuturkan kondisi asrama yang ia tempati bersama rekan-rekannya sudah sangat memprihatinkan, ada yang jadi langganan banjir hingga menunggak air dan listrik. Kondisi itu kata dia sudah terjadi sejak lama.
Asrama-asrama yang ditempati oleh mahasiswa dan pelajar Sarmi di Kota Jayapura di antaranya asrama Isirawa dan Armati di Perumnas I Waena, asrama Tor di jalan belut Expo dekat terminal, asrama Bonggo di depan GOR Waringin, asrama Sobey atau Sarmi Kota depan STM, Pantai Timur Depan Otonom, di Buper Waena, Karpas Pantai Barat di Sosial Padang Bulan, dan Wahin Organda.
Cawem mengatakan, asrama-asrama tersebut dibangun atas inisiatif pemerintah kampung di Sarmi. Namun mereka membutuhkan perhatian Pemkab Sarmi untuk melakukan perbaikan dan membayar tunggakan air serta listrik.
Dari delapan asrama mahasiswa Sarmi tersebut, dua asrama di antaranya dalam kondisi paling memprihatinkan, yakni asrama Tor dan asrama Sarmi Kota.
“Masalah sudah bertahun-tahun dari dulu sampai sekarang menjadi kendala sampai saat ini, kami lihat kondisi asrama yang masih belum diperhatikan. Ada yang satu tahun air kami ambil dari tetangga dan juga lampu yang padam, membuat banyak adik-adik keluar dari asrama karena kondisi yang sudah memprihatinkan. Sampai saat ini belum ada perhatian sama sekali, selama ini dari pemerintah kampung. Dana dari mereka pun tidak menentu,” kata Cawem kepada Jubi, Jumat (19/5/2023).
“Mereka bilang sudah beberapa kali memasukan proposal tapi belum ada respons. Ada dua asrama yang agak parah yaitu di asrama Tor yang kalau hujan sering banjir dan kalau buang air pun harus ke terminal. Jadi sama sekali tidak bisa tetap tinggal di situ. Di asrama Sarmi Kota juga sama sekali tidak ada anak-anak. Itu asrama utama. Kamar mandi rusak parah,” sambungnya.
Hal senada juga disampaikan seorang mahasiswa penghuni asrama Sarmi, John Rumbino. Ia menyebut pemerintah kabupaten Sarmi harusnya sudah memberikan perhatian sejak dulu, karena asrama yang mereka tempati dihuni oleh para pelajar dan mahasiswa generasi masa depan Kabupaten Sarmi yang berlatar belakang dari keluarga petani.
“Kita butuh perhatian dari Pemerintah, asrama ini harusnya ada listrik dan lampu untuk kita belajar, begitupun dengan ketersediaan air. Asrama terbengkalai dan kami butuh perhatian karena kemajuan Sarmi ke depan ada di pundak kita,” kata John.
Rencananya, untuk meminta perhatian pemerintah Kabupaten Sarmi, besok IPPMS akan bertolak dan menggelar aksi di Kantor Bupati Sarmi. Mereka akan berjualan di depan Kantor Bupati.
“Imbas dari tidak adanya perhatian pemerintah, kita besok berencana melakukan aksi jualan, karena kita semua anak petani kita akan datang dan jualan di depan Kantor Bupati. Itu sebagak bentuk kekecewaan kami dan kemandirian biar Bupati bisa lihat dan bayar asrama yang terbengkalai,” ujarnya. (*)