Sentani, Jubi – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jayapura telah membuka pos pendataan siswa yang terdampak kebakaran Pasar Baru Sentani yang terjadi di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Papua, pada Jumat (6/1/2023). Pos itu dibuka karena banyak anak harus turun membantu orangtua mereka yang kehilangan kios dan barang dagangan dalam kebakaran Jumat.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jayapura, Ekhber Kopeuw mengatakan, kebakaran Pasar Baru Sentani merupakan bencana yang cukup besar. Ratusan pedagang terdampak kebakaran tersebut, dan mereka memiliki anak-anak yang saat ini berada di bangku sekolah.
Kopeuw menyatakan posko pendataan akan mendata seluruh anak-anak pedagang yang terdampak kebakaran Pasar Baru Sentani. Pendataan itu meliputi identitas anak dan orangtua, asal sekolah, baik di tingkat SD, SMP, SMU/SMK negeri maupun swasta.
“Musibah ini tidak diminta atau dipastikan oleh kita semua. [Kebakaran itu] terjadi di pasar dan juga pemukiman penduduk. Ada ratusan anak-anak yang setiap hari membantu orangtuanya berjualan di pasar itu. Oleh sebab itu, saya perintahkan seluruh pemangku kepentingan Dinas Pendidikan untuk segera melakukan pendataan,” ujar Kopeuw di Pasar Baru Sentani, Sabtu (7/1/2023).
Menurut Kopeuw, data yang dikumpulkan Dinas Pendidikan nantinya akan dipadukan dengan data berbagai pemangku kepentingan lainnya, agar anak-anak yang terdampak kebakaran pasar itu bisa mendapat bantuan. Ia menyatakan para anak pedagang Pasar Baru Sentani tidak boleh tertinggal dalam pelajaran mereka.
Kopeuw juga mempertimbangkan adanya program trauma healing untuk memastikan kondisi psikologis anak-anak pedagang Pasar Baru Sentani dapat segera pulih. “Bisa jadi ada program trauma healing bagi mereka yang terdampak musibah kebakaran,” katanya.
Ia juga berharap seluruh orangtua/wali murid saling bahu membahu, membantu satu dengan lainnya, termasuk dalam memastikan pendidikan bagi anak mereka tetap berjalan. Kopeuw ingin memastikan anak yang terdampak kebakaran pasar itu bisa segera bersekolah.
“Hari pertama sudah ada ratusan anak yang didata. Dipastikan jumlah itu akan meningkat ketika orangtua/wali murid sudah mengetahui pendataan yang sedang kami laksanakan,” ucapnya.
Salah satu pedagang Pasar Baru Sentani, Nurdin mengatakan dirinya telah mendaftarkan tiga anaknya yang setiap hari membantunya menjaga dua kios di pasar yang kini habis terbakar itu. “Sudah saya daftarkan tiga anak saya, dua anak di bangku SMP, dan satu di bangku SMA. Kondisi seperti itu memang sangat kewalahan, mau urus yang mana. Pusing juga,” kata Nurdin. (*)