37 mahasiswa penerima beasiswa BPSDM Papua terancam drop out

Jayapura, Jubi – Sebanyak 37 mahasiswa Papua penerima beasiswa Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia atau BPSDM Provinsi Papua terancam drop out atau dikeluarkan dari kampus mereka. Pasalnya, biaya kuliah puluhan mahasiswa itu belum dibayar oleh BPSDM Papua.

Sejumlah 37 mahasiswa penerima beasiswa BPSDM Papua itu terdiri atas 11 mahasiswa yang berstudi di dalam negeri. Sementara sisanya adalah 26 mahasiswa berstudi di Australia (7 mahasiswa), Amerika Serikat dan Kanada (17 mahasiswa), Jerman (1 mahasiswa) dan Rusia (1 mahasiswa).

More Read

Proyek Asrama Jayawijaya Disorot, HMPJ Lapor ke Kejati

Komnas HAM sebut pembunuhan pendulang emas di Yahukimo langgar HAM

Mathias Wenda Tutup Usia, ULMWP Tegaskan Spirit Perjuangan Hidup

Sidang Jalan di Tempat, Keluarga Terdakwa Ancam Turunkan Massa

Korupsi Jalan Bintuni: Dana Rp5 Miliar Sudah Dikembalikan

Perwakilan Aliansi Internasional Perhimpunan Mahasiswa Papua di Luar Negeri, Meilani S Ramandey menyatakan biaya kuliah puluhan mahasiswa itu, khususnya para mahasiswa yang berada di luar negeri, belum dibayarkan biaya kuliah sejak Juni 2022. Menurutnya, sebagian mahasiswa sudak tidak bisa berkuliah, menerima surat peringatan, bahkan terancam kehilangan visa dan dideportasi dari negara tempat mereka berkuliah.

“Penunggakan pembayaran biaya kuliah dan biaya hidup menghambat keberlangsungan proses studi dan kesehatan psikis mahasiswa. Beberapa mahasiswa yang telah menerima surat peringatan secara tertulis dan lisan mengenai pembayaran biaya kuliah yang terlambat. Beberapa mahasiswa yang sudah dikeluarkan dari tempat tinggal, dan mengalami depresi,” kata Ramandey kepada Jubi, Kamis (9/3/2023) malam.

Ramandey menyatakan pihaknya sudah mencoba meminta bantuan dari Kementerian Luar Negeri RI. Akan tetapi, Kementerian Luar Negeri tidak bisa membantu para mahasiswa asal Papua itu, lantaran program beasiswa itu kewenangan dari Pemerintah Provinsi Papua.

Ramandey menyatakan saat ini pihaknya telah mengirimkan surat secara terbuka kepada Pemerintah Provinsi Papua terkait kondisi yang dialami para mahasiswa asal Papua. “Kami mengeluh macam tidak didengar. Kondisi teman-teman [mahasiswa] sudah sangat mendesak. Di Australia ada yang mahasiswa diusir dari tempat tinggal dan dikeluarkan. [Beberapa mahasiswa] di Amerika Serikat, terancam visanya,” ujarnya. (*)