Merauke, Jubi – Uskup Agung Merauke, Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC memimpin rapat kerja Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (YPPK) Keuskupan Agung Merauke di Hotel Corein, Kamis (9/6/2022) siang. Dalam rapat tersebut, Uskup Mandagi menyebut sejumlah persoalan pendidikan di sana.
Salah satu masalah utama pendidikan di Kabupaten Merauke ialah kinerja guru; sebagian besar pengajar tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya. Uskup menyebut banyak guru yang meninggalkan tempat tugas, terutama di daerah pedalaman.
“Khusus untuk YPPK ini, terutama yang di pedalaman, yayasan bisa meminta para pastor untuk membantu melakukan pengawasan terhadap guru-guru. Banyak para pastor dan suster yang bertugas di kampung-kampung, mereka bisa dimanfaatkan untuk mengawasi para guru,” kata Mandagi.
Menurutnya, pendidikan merupakan kunci masa depan. Untuk menghasilkan generasi cerdas dalam wilayah Keuskupan Agung Merauke, diperlukan keseriusan YPPK sebagai lembaga pendidikan.
“Kita (Keuskupan Agung Merauke), termasuk pemerintah daerah sangat bagus kalau melakukan investasi pendidikan. Keuskupan tentu mulai dengan membuka seminari dan juga mengirim para pastor untuk studi di luar negeri. Mereka (para pastor) akan kembali, dan saya percaya di masa mendatang 20-30 pastor akan bergerak di bidang pendidikan,” tuturnya.
Masalah lain adalah soal kualitas tenaga pengajar. Kompetensi guru Indonesia, termasuk di Papua dan Merauke khususnya berada di tingkat sangat rendah. Padahal, untuk menghasilkan murid-murid yang cerdas diperlukan juga pengajar yang kompeten.
“Satu contoh di Merauke ini, saya lihat sendiri di salah satu kampung di Distrik Kimaam, juga di Wanam, Distrik Ilwayab. Guru ada, tapi tidak mengajar, mereka justru jaring ikan. Guru begini tidak kompeten, tolong dibina guru seperti itu,” tegasnya.
Mandagi menambahkan, masalah pendidikan berikutnya adalah soal lembaga pendidikan para guru. Keuskupan Agung Merauke berkomitmen melalui YPPK akan menghasilkan guru-guru berkualitas, yang siap mengabdi di daerah pedalaman Kabupaten Merauke dan kabupaten lain sekitarnya.
“Pendidikan menurut pandangan Gereja Katolik, terungkap dalam dokumen Konsili Vatikan Kedua. Di situ (dalam dokumen Konsili Vatikan II), sangat jelas tentang tugas dan tanggung jawab guru, tentang pengawasan dan itu secara hirarkis dilaksanakan oleh gereja di seluruh dunia,” .
Untuk diketahui, wilayah pelayanan Keuskupan Agung Merauke meliputi Kabupaten Mappi, Boven Digul dan Merauke. Keuskupan Agung Merauke menaungi sedikitnya 170 yayasan pendidikan dan persekolahan Katolik di wilayah pelayanannya.
Sebagian besar merupakan lembaga pendidikan sekolah dasar (136 SD) taman kanak-kanak (20 TK), kemudian disusul sekolah menengah atas (7 SMA/SMAK), dan sekolah menengah pertama (7 SMP). (*)
Discussion about this post