Jayapura, Jubi – Universitas Internasional Papua (UIP) membuka pendaftaran perdana bagi mahasiswa baru secara online. Pembukaan pendaftaran dilakukan dalam dua gelombang, yakni 7 April hingga 29 April 2022 dan gelombang kedua pada 2 Mei sampai 31 Mei 2022.
Proses pendaftaran online bisa dilakukan melalui http://bit.ly/IUPADMISSION2022 dan prosedur atau alur pendaftaran mahasiswa dapat dilihat melalui bit.ly/IUPADMISSIONPROCEDURES2022.
Untuk angkatan pertama IUP membuka dua fakultas dengan lima program studi. Kedua fakultas adalah Fakultas Sains dan Teknologi terdiri atas Program Studi Teknik Industri, Teknik Fisika, dan Teknik Sistem Energi. Kemudian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Antropologi.
Wakil Rektor II UIP Korinus N. Waimbo mengatakan setelah mendaftar akan dilakukan
tes akademik pada seluruh calon mahasiswa berdasarkan pilihan fakultasnya masing-masing. Tes menjadi salah satu syarat utama yang akan diikuti oleh seluruh calon mahasiswa IUP yang telah dinyatakan lolos dalam proses seleksi administratif.
“Selain itu salah satu syarat penting yang perlu menjadi perhatian para calon mahasiswa adalah seluruh mahasiswa yang nantinya diterima adalah yang bersedia mengikuti seluruh aturan yang ditetapkan, termasuk tinggal di asrama yang telah disiapkan oleh IUP selama proses perkuliahan,” kata Waimbo dalam siaran pers yang diterima Jubi beberapa waktu lalu.
Waimbo mengatakan nantinya seluruh proses kegiatan belajar-mengajar dan berbagai aktivitas di lingkungan kampus akan dilakukan dengan menggunakan Bahasa Inggris. Oleh karena itu, seluruh mahasiswa yang akan diterima selain memiliki motivasi dan komitmen belajar yang tinggi, juga diwajibkan mampu berbahasa Inggris sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.
“Yayasan Maga Edukasi Papua melalui salah satu unit lembaganya, yaitu Papua Language Institute menyediakan layanan program belajar bahasa Inggris intensif selama satu tahun bagi seluruh calon mahasiswa IUP yang belum memiliki kemampuan bahasa Inggris yang belum cukup memadai atau belum memenuhi standar yang telah ditetapkan,” ujarnya.
Sebelumnya, Pendiri Yayasan Maga Edukasi Samue Tabuni mengatakan Universitas Internasional Papua sebagai Perguruan Tinggi Swasta membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Papua, dan pemeritah kabupaten di Tanah Papua.
“Tanpa dukungan pemerintah, Perguruan Tinggi Swasta tidak dapat maksimal dalam usaha pembangunan manusia Papua,” ujarnya.
Yayasan Maga Edukasi, kata Tabuni, sedang menjajaki kerja sama dengan beberapa pemerintah kabupaten untuk bisa mengirimkan mahasiswa di kabupaten tersebut untuk kuliah di UIP. Di antaranya Kabupaten Nduga, Kabupaten Pegunung Bintang, dan Kabupaten Marauke.
“Ada juga beberapa kabupaten di Provinsi Papua Barat,” ujarnya. (*)
Discussion about this post