Jayapura, Jubi – Aktivis Septer Manufandu terpilih menjadi Koordiantor Jaringan Damai Papua atau JDP untuk periode 2022 – 2025. Manufandu terpilih dalam pertemuan JDP yang berlangsung di Kota Jayapura pada Sabtu (2/7/2022).
Hal itu dinyatakan Juru Bicara JDP, Yan Christian Warinussy melalui keterangan pers tertulis yang diterima Jubi pada Sabtu. “Melalui pertemuan [Jaringan Damai Papua] yang dilaksanakan pada 2 Juli 2022, kami telah memilih Septer Manufandu selaku Koordinator Jaringan Damai Papua,” kata Warinussy.
Pertemuan JDP pada Sabtu juga sejumlah tokoh yang akan mendampingi Manufandu selama periode kerja 2022 – 2025. Hamim dan Pares Wenda dipilih menjadi menjadi Wakil JDP Papua, sementara Markus Binur terpilih sebagai Wakil JDP Papua Barat. Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN, dulu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI), Prof Dr Cahyo Pamungkas SE MSi terpilih menjadi Wakil JDP Jakarta.
Yan Christian Warinussy kembali terpilih menjadi Juru Bicara JDP. Sementara Daniel Randongkir terpilih menjadi Sekretaris Jenderal JDP.
Menurut Warinussy, Jaringan Damai Papua secara konsisten telah mendorong gagasan Dialog Papua sebagai solusi penyelesaian masalah Papua. Pembaruan pengurus JDP diharapkan meningkatkan efektivitas dan kinerja JDP dalam mengkampanyekan Dialog Papua sebagai solusi penyelesaian konflik di Tanah Papua.
“JDP diharapkan dapat merangkul kalangan milenial Papua, sebagai pihak yang dapat berperan aktif dalam membangun perdamaian pada masa depan. JDP juga diharapkan dapat terus mengembangkan konsultasi dan koordinasi lintas budaya, lintas etnik, dan lintas agama, guna merawat harmonisasi masyarakat Papua yang mejemuk,” kata Warinussy.
Warinussy mengatakan rapat JDP pada Sabtu juga menyoroti kebijakan pemekaran Papua untuk membentuk tiga provinsi baru, penerapan Otonomi Khusus Papua, dan perkembangan konflik bersenjata di Papua. JDP juga membahas potensi konflik dalam Pemilihan Umum 2024.
“Semua isu itu berpotensi menciptakan konflik, baik antara rakyat dengan pemerintah, maupun antar masyarakat. Peran JDP sebagai pihak yang memfasilitasi proses perdamaian Papua dituntut membangun komunikasi dengan para pihak yang terlibat dalam konflik Papua, agar [mereka] menggunakan mekanisme dialog sebagai bentuk penyelesaian masalah secara bermarabat,” kata Warinussy. (*)
Discussion about this post