Jayapura, Jubi – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo, Lesman Tabuni menyatakan sejak awal 2021 hingga saat ini telah ada 37 pasien malaria di Kabupaten Yahukimo yang meninggal dunia. Hal itu disampaikan Tabuni sebagai pembicara dalam diskusi publik “Papua Dalam Ancaman Malaria di Tengah Krisis Obat Artesunat” yang diselenggarakan Analisis Papua Strategis secara daring pada Kamis (21/7/2022).
Tabuni menjelaskan sebanyak 28 pasien malaria meninggal pada 2021, dan sembilan pasien malaria lainnya meninggal pada 2022. “Itu laporan dari RSUD Dekai, [pasien yang] meninggal karena menderita malaria,” ujarnya.
Tabuni mengemukakan banyak pasien malaria di Yahukimo meninggal karena terlambat mendapatkan perawatan dokter. Banyak pula pasien yang telah mengalami gejala malaria, namun tetap beraktivitas, dan baru berobat setelah kondisi sakitnya parah.
“Mereka itu anggap [sakit malaria] biasa. Akhirnya, mereka sudah sampai stadium parah, baru mau datang [berobat] ke rumah sakit maupun puskesmas,” katanya.
Tabuni menyatakan Dinas Kesehatan Yahukimo telah melatih setidaknya 219 kader kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya penyakit malaria. Para kader kesehatan khusus malaria itu akan disebarkan ke 33 puskesmas yang ada di Kabupaten Yahukimo.
“Kami rasa sangat bersalah [karena ada] 37 orang [pasien malaria] yang meninggal. Kami telah siapkan [tenaga kader pendamping] itu, baik dari gereja, adat, pemuda, dan juga perempuan yang punya pengaruh. Kami kasih latih mereka, dan tentu mereka [akan] kasih informasi tentang penyakit malaria ini kepada masyarakat,” ujarnya. (*)
Discussion about this post