Sentani, Jubi – Kepala Seksi Sarana Pariwisata, Dinas Pariwisata Kota Jayapura, Gaby Ashley Vriese mengapresiasi kreatifitas Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM Pemuda Dafonsoro yang mampu memproduksi sabun cair berbahan dasar buah pinang dengan merek Pace. Vriese berharap sabun Pace itu dapat dipasarkan melalui sejumlah hotel di Kota dan Kabupaten Jayapura.
“Kreativitas anak-anak muda yang membuat sabun cair dari bahan dasar buah pinang. Ada sabun cuci piring, sabun cuci pakaian, sabun pembersih motor dan mobil. Itu sesuatu yang luar biasa, belum ada di tempat lain,” kata Vriese kepada Jubi di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Senin (11/4/2022).
Akan tetapi, Vriese menilai UMKM Pemuda Dafonsoro itu masih mengalami kendala dalam memasarkan beraneka jenis sabun dengan merek Pace itu. Vriese yang juga Koordinator Sumber Daya Manusia dan Pelatihan Himpunan Pramuwisata Indonesia Papua itu ingin menjajal peluang memasarkan beragam sabun Pace itu melalui hotel yang ada di Kota dan Kabupaten Jayapura.
“Dari sisi kemasan, produk mereka sudah dikemas bagus. Namun mereka mengalami kendala dalam pemasaran atau marketing. Di Kota Jayapura ada 84 hotel yang membawahi restoran, café, dan bar. Nanti saya coba berkoordinasi, karena saya punya link [atau jaringan],” jelasnya.
Ia menekankan kemampuan UMKM Pemuda Dafonsoro untuk memproduksi beraneka jenis sabun berbahan buah pinang itu harus diimbangi dengan kemampuan memasarkan produk mereka. Itulah mengapa ia akan mencoba kemungkinan hotel sebagai salah satu alternatif tempat pemasaran sabun Pace.
“Kalau mereka punya barang banyak, tapi tidak [bisa] memasarkan produk mereka, pekerjaan itu akan terhenti di tengah jalan. Oleh karena itu, saya mencoba membantu mereka dalam pemasaran. Saya akan coba berkordinasi dengan teman-teman [manajemen] hotel, agar produk itu bisa dijual di hotel,” ucapnya.
Menurut Vriese, pihaknya telah bekerja sama dengan enam hotel di Kota Jayapura untuk memasarkan beragam jenis kerajinan tangan khas Papua. “Tujuannya agar mereka dapat menjual hasil kerajinan buah tangan dari anak Papua,” ujarnya. Ia akan menjajaki kemungkinan keenam hotel itu memasarkan sabun merek Pace.
Edmound Karuway dari UMKM Pemuda Dafonsoro menyatakan pihaknya memang membutuhkan dukungan dari berbagai dinas terkait untuk mengembangkan usaha pembuatan sabun Pace itu. Saat ini, UMKM Pemuda Dafonsoro sudah mampu memproduksi 1.000 liter sabun cair per bulan.
“Saat ini kami bekerja dengan alat seadanya. Kami berharap Pemerintah Provinsi Papua maupun Pemerintah Kabupaten Jayapura dapat membantu apa yang menjadi kekurangan kami. Saat ini, kami masih menunggu izin dari Kementerian Kesehatan, agar produk kami bisa dihargai dan layak dipasarkan di toko atau hotel dengan harga yang layak dan mudah dijangkau masyarakat,” ujarnya. (*)
Discussion about this post