Jayapura, Jubi โ Kepala Bagian Operasi Kepolisian Resor Kota Jayapura Kota, AKP MBY Hanafi penggunaan gas air mata dalam pembubaran aksi peringatan 22 tahun pembunuhan Ketua Presidium Dewan Papua, Theys Hiyo Eluay yang dilakukan para mahasiswa di Kampus Univesitas Sains dan Teknologi Jayapura atau USTJ, Kota Jayapura, pada Kamis (10/11/2022) telah sesuai prosedur. Hal itu dinyatakan Hanafi saat ditemui Jubi di halaman Rektorat Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, Kamis.
โTadi anggota [polisi] mengerumuni mahasiswa yang melakukan orasi politik dan mengibarkan dua bendera [Bintang Kejora]. Aparat keamanan melepaskan tembakan gas air mata agar massa bubar. Jadi penembakan gas air mata itu sesuaiย Standar Operasi Prosedur,โ katanya Hanafi.
Hanafi menyatakan pihaknya juga menangkap sembilan mahasiswa USTJ Jayapura. Mereka ditangkap setelah mengibarkan dua bendera Bintang Kejora dan menyampaikan orasi politik di halaman Kampus USTJ.
Menurutnya, penangkapan sembilan mahasiswa itu melibatkan pasukan Bawah Kendali Operasi (BKO) Nusantara yang berasal dari Sumatera Utara, Kepolisian Resor Kota (Polresta) Jayapura Kota, dan Kepolisian Sektor Kota Heram. โKurang lebih sembilan mahasiswa USTJ diamankan oleh Polresta Jayapura untuk diperiksa. Untuk saat ini situasi sudah kondusif,โ kata Hanafi.
Hanafi mengatakan pihaknya memasuki Kampus USTJ setelah mendapatkan laporan bahwa ada mahasiswa yang mengibarkan bendera Bintang Kejora di halaman kampus USTJ. Hanafi menegaskan pengibaran bendera Bintang Kejora dilarang oleh Negara.
Hanafi menyatakan pihaknya akan memeriksa sejumlah saksi terkait aksi peringatan 22 tahun pembunuhan Theys Hiyo Eluay itu, termasuk sejumlah dosen yang dipukul polisi.โNanti bapak-bapak dosen USTJ juga akan dimintai keterangan, kalau memenuhi unsur pidana, nanti kami akan proses ke dalam agar ke depan tidak melakukan hal yang sama,โ katanya.
Hanafiย berpesan kepada mahasiswa USTJ agar menjadikan kampus sebagai tempat pembelajaran, bukan menjadi tempat untuk orasi di politik. โKami harap adik-adik mahasiswa kalau kuliah, kuliah saja. Kalau adik-adik mahasiswa melihat hal-hal yang salah, jangan coba atau diulangi [ataupun] diikuti,โ katanya.
Pembantu Rektor III USTJ, Isak Rumbarar menyatakan dalam pembubaran aksi peringatan 22 tahun pembunuhan Theys Hiyo Eluay itu polisi menembakkan gas air mata dan memukul mahasiswa maupun dosen USTJ. Rumbarar menuturkanย dadanya ditendang polisi yang membubarkan aksi itu. Padahal, saat itu Rumbarar sedang berupaya mengarahkan mahasiswa dan polisi agar tidak bentrok.
โSetelah ditendang oleh aparat keamanan,ย saya merasa ada sesuatu yang aneh dalam tubuh saya, karena tendangan tadi. Saya juga menyesalkan tindakan aparat keamanan kepada saya, karena saya sempat mengamankan anak-anak saya di dalam kampus. Masa saya juga ditendang seperti binatang, tanpa melihatย [saya] ini Wakil Rektor III,โ kata Rumbarar saat ditemui Jubi di depan Rektorat USTJ seusai pembubaran aksi itu pada Kamis.
Rumbarar mengatakan saat polisi memasuki Kampus USTJ untuk menangkap para mahasiswa, polisi telah melepaskan rentetan tembakan peringatan ke arah udara. Polisi juga menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa.
โDi satu sisi aparat keamanan datang dengan menggunakan senjata lengkap. Namun tidak ada titik temu [antara polisi dan mahasiswa]. Maka itu aparat semakin banyak [yang masuk] ke kampus, [namun itu justru] membuat massa aksi semakin memanas. Polisi mengeluarkan tembakan peringatan dan menembak gas air mata ke semua mahasiswa yang berada di sekitaran lokasi, dan mereka bubar,โ kata Rumbarar.
Selain ditendang polisi, Rumbarar menuturkan ia juga terkena uap gas air mata. Setelah itu, ia berusaha untuk lari ke atas gedung untuk cepat-cepat mencuci mata, karena ia takut Tragedi Kanjuruhan berulang di kampusnya. โSetidaknya polisi harus perhatikan kami dosen, baru keluarkan tindakan seperti begitu. Saya sebagai dosen dan Wakil Rektor III takut [cara penanganan massa seperti itu], takut ada masalah yang lebih besar lagi,โkatanya.
Sekretaris Komite Aksi United Liberation Movement of West Papua (ULMWP), Christianus Dogopia selaku aktivis kelompok diskusi bernama Universitas Kaki Abu menyatakan aksi para mahasiswa memperingati 22 tahun pembunuhan Theys Hiyo Eluay sebenarnya berlangsung dengan damai. Akan tetapi polisi membubarkan aksi di dalam Kampus USTJ itu.
โAksi mimbar bebas berlangsung secara aman dan damai, dilanjutkan dengan orasi dari mahasiswa. Polisi masuk ke dalam lingkungan kampus USTJ dengan mobil patroli. Aparat gabungan dengan paksa mendobrak pintu Kampus USTJ, kemudian menembakan gas air mata dan peluru ke arah mahasiswa USTJ.ย Polisi dengan paksa mengambil dua bendera Bintang Kejora dan beberapa pamflet,โ kata Dogopia.
Menurut Dogopia, sejumlah mahasiswa yang menggelar aksi itu ditangkap polisi, termasuk Ernesto Matuan, Devio B Tekege, Ambrosius Elopere, Eko Ukago, Nobertus Dogopia, Matius Mabel, dan Andy You. Selain itu, Dogopia mencatat ada empat mahasiswa lain yang juga ditangkap polisi, namun belum diketahui identitasnya.
Dogopia mengatakan para mahasiswa itu membuat aksi untuk mengenang 22 tahun pembunuhan Ketua Presidium Dewan Papua, Theys Hiyo Eluay. Ia menjelaskan bahwa Theys Hiyo Eluay adalah tokoh penjuang bangsa Papua. โKami hadir demi bangsa yang besar, yaitu bangsa West Papua. Demi alam, leluhur, dan tulang-belulang para pejuang bangsa West Papua. Perjuangan Papua merdeka merupakan perjuangan yang suci, kudus, dan murni. Demi kedamaian dan kebebasan rakyat bangsa Papua, kami meminta pengakuan dari semua pihak, lebih khusus Negara Indonesia, bahwa 10 November adalah hari yang harus diperingati seluruh rakyat bangsa Papua sebagai [hari kematian] tokoh pejuang bangsa Papua,โ katanya. (*)