Jayapura, Jubi – Kepolisian Daerah Papua mengirim peleton pasukan dari Kepolisian Resor atau Polres Dogiyai ke Kabupaten Paniai. Pengiriman pasukan itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya kericuhan susulan pasca meninggalnya seorang kepala suku yang tertembak dalam rangkaian aksi perusakan Kantor Bupati Paniai pada Selasa (5/7/2022).
“Malam ini kami pantau lagi situasi di sana [Paniai]. Kalau masih kurang, besok kami tambah lagi kekuatan dari polres terdekat, untuk mempertebal personel yang sudah ada,” kata Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Irjen Mathius D Fakhiri di Kota Jayapura, Selasa.
Menurut Fakhiri, kericuhan yang diikuti aksi perusakan Kantor Bupati Paniai pada Selasa terjadi saat berlangsungnya rapat Badan Musyawarah (Bamus) Pemilihan Kepala Kampung Kabupaten Paniai. Ia membenarkan seorang warga sipil bernama Donatus Nawipa dilaporkan meninggal dunia.
“Saat rapat berlangsung, ada kelompok yang tidak puas. [Mereka] melampiaskan ketidakpuasannya dengan merusak fasilitas di Kantor Bupati. Aksi kelompok tersebut semakin anarkis. Hal itu membuat aparat keamanan yang berjaga terpaksa mengeluarkan tembakan gas air mata ke arah massa. Namun massa ini tidak juga membubarkan diri, malah semakin beringas. Anggota [polisi] terpaksa melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa,” katanya.
Akibat kericuhan tersebut, ujar ia, dilaporkan sejumlah warga terluka. Salah satunya atas nama Donatus Nawipa yang terluka pada bagian perut. “Korban ini (Donatus Nawipa) sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong,” kata Fakhiri.
Dari penulusuran Jubi di lapangan, perusakan Kantor Bupati Paniai pada Selasa itu berawal dari pembagian logistik untuk 216 Panitia Pemilihan Kepala Kampung di Paniai. Dalam pembagian logistik itu, setiap panitia pemilihan menerima uang transportasi senilai Rp800 ribu, dan jumlah itu dinilai terlalu kecil.
Sebagian panitia pemilihan tidak terima, dan memprotes. Sejumlah panitia pemilihan di tingkat Kabupaten Paniai sudah berupaya menjelaskan bahwa akan ada honorarium yang dibayarkan lagi belakangan.
Akan tetapi penjasan itu ditolak para panitia di tingkat kampung. Mereka marah dan mendatangi Kantor Bupati Paniai, merusak pintu dan kaca jendela di sana. Saksi mata di lapangan menuturkan polisi datang belakangan, dan mencoba mengambil posisi di depan massa. Polisi akhirnya melepaskan gas air mata ke arah massa, namun massa semakin marah dan melempari polisi dengan potongan kayu dan batu.
Polisi akhirnya melepaskan tembakan, dan massa berhamburan. Sejumlah orang terluka, diduga terkena tembakan, termasuk Donatus Nawipa, Kepala Suku Ogeida, Distrik Pasir Putih, yang terluka di bagian perut kanan.
Donatus Nawipa dan sedikitnya seorang warga lainnya dilarikan ke RSUD Paniai. Paramedis sempat berupaya memberikan pertolongan bagi Donatus Nawipa, namun ia akhirnya meninggal dunia sekitar pukul 14.49 WP. (*)
Jurnalis Jubi, Abeth You turut berkontribusi dalam pemberitaan ini.
Discussion about this post