Jayapura, Jubi – Sebanyak enam kelompok industri kecil menengah atau IKM di Kota Jayapura yang berkecimpung di usaha batik mengikuti bimbingan teknis WUB IKM batik berbasis kompetensi pembuatan kain batik cap dan pewarnaan batik.
“Kegiatan ini bertujuan agar pegiat batik dapat berkreasi dan berinovasi sekaligus melestarikan motif-motif budaya di Kota Jayapura,” ujar Project Manager Sosial Budaya Papua Muda Inspiratif (PMI) , Efra Ramandey di Hotel Front One Beatique Jayapura, Jumat (23/9/2022).
Dikatakannya, enam kelompok IKM batik tersebut mengikuti bimtek selama lima hari atau dari 19-23 September 2022 diajarkan cara atau teknik membatik yang baik agar mengembangkan usaha.
“Kami memilih enak kelompok ini, karena sudah berkontribusi secara berkelanjutan untuk kemajuan batik. Kami berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian,” ujarnya.
Selain pelatihan perajin batik, juga diberikan kepastian hukum atas usahanya melalui Hak Kekayaan Intelektual atau HAKI dan sertifikat.
“Saya berharap pihak swasta dan pemerintah berkolaborasi dalam mengembangkan batik Papua khususnya Kota Jayapura agar semakin di kenal luas,” ujarnya.
Salah satu IKM Sanggar Seni Batik Ameldi, John Silas Wona mengaku, bersyukur bisa mendapatkan ilmu teknik membatik agar terus berkreasi dan berinovasi dalam membatik.
“Saya produksi batik tulis. Dengan pelatihan batik cap dan pewarnaan (sintetis dan alami) batik tentunya sangat bermanfaat agar terus mengembangkan usaha batik saya,” ujarnya.
Dijelaskannya, cara membuat pewarnaan batik dengan warna alami salah satunya menggunakan indigofera atau indigo (tumbuhan penghasil warna biru alami), fermentasi, tawas, dan abu.
“Dicelup berkali-kali sehingga mendapatkan warna yang diinginkan. Kalau batik tulis, kami buat desain di atas kain dan memakai canting (alat membatik) setelah itu diberikan pewarnaan. Kami menggunakan kain katun jenis premesima,” jelasnya. (*)