Jayapura, Jubi – Pimpinan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB Kodap 13 Kegepa Nipo Paniai, Brijend Matius Gobai menyatakan pihaknya menolak Otonomi Khusus Papua dan pemekaran Papua. Hal itu dinyatakan Gobai melalui keterangan pers tertulis yang diterima Jubi pada Sabtu (2/7/2022).
Brijend Matius Gobai mengatakan kucuran Dana Otonomi Khusus (Otsus) Papua berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua (UU Otsus Papua Lama) telah berakhir pada 2021. Ia menyatakan penerapan Otsus Papua periode 2001 – 2021—yang disebut Gobai sebagai Otsus Papua Jilid 1—seharusnya digantikan dengan revolusi bangsa Papua, dan bukan dilanjutkan dengan Otsus Papua Jilid 2 atau pemekaran Papua.
“Siapa dia yang memperpanjang penderitaa bangsa Papua? Kami akan mengambil alih, baik itu kau pejabat provinsi kah, pejabat kabupaten, ataupun anggota TNI/Polri Kami akan melawan sampai merdeka,” kata Gobai menyikapi pemberlakukan Otsus Papua Jilid 2 dan pemekaran Papua itu.
Gobay mengatakan Otsus Papua Jilid 2 tidak bermanfaat bagi Orang Asli Papua. Menurutnya, Otsus Papua Jilid 2 hanyalah kepentingan oknum tertentu yang akan memanfaatkan Otsus.
“Otsus Papua Jilid 1 saja sudah menyebabkan pembunuhan manusia di Papua, pencurian sumber daya alam, pembabatan hutan. Otsus Papua Jilid 1 saja sudah jelas gagal total,” ujarnya.
Sebagai refleksi peringatan deklarasi kemerdekaan Negara Papua Barat yang dilakukan Zet Yafet Rumkorem dan Jacob Pray di Markas Besar Organisasi Papua Merdeka, Victoria, Port Numbay, Papua, pada 1 Juli 1971, Matius Gobai meminta rakyat Papua yang mendukung Otsus Papua Jilid 2 atau pemekaran Papua untuk angkat kaki dari Tanah Papua.
Gobai menegaskan rakyat Papua tetap akan meminta merdeka. “Rakyat Papua minta merdeka. Kemerdekaan itu Ialah hak segara bangsa. Oleh sebab itu, bagi bangsa Papua hanya satu kata, merdeka. Sebab, proklamasi kemerdekaan bangsa Papua [sudah dilakukan] pada tanggal 1 Juli 1971. Proklamasi itu sah,” katanya.
Gobay mengatakan, pada tanggal 1 Juli 1971 terjadi empat peristiwa penting terjadi dalam catatan sejarah Papua. Keempat peristiwa itu merupakan dasar perjuangan kemerdekaan bangsa Papua Barat.
“Empat agenda penting di antaranya adalah proklamasi kemerdekaan, pengumuman susunan kabinet pemerintahan, pengumuman konstitusi sementara Republik Papua Barat, dan penolakan pesta demokrasi Indonesia, Pemilihan Umum pertama yang mengikutsertakan rakyat Papua,” katanya.
Gobai menyatakan pihaknya akan terus memperjuangkan kemerdekaan Papua. “TPNPB menyatakan sikap akan berjuang sampai Papua merdeka dan Indonesia keluar dari Papua,” katanya. (*)
Discussion about this post