Di belahan dunia mana pun jarang-jarang bahkan mustahil kita melihat perempuan yang bekerja di tambang bawah tanah. Pekerjaan penuh risiko ini paling dominan hanya bagi laki-laki.
Perempuan memang dilarang bekerja [bersentuhan langsung] dalam lokasi tambang bawah tanah. Ratifikasi konvensi Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) No.45 tidak memperbolehkan pekerja wanita dalam segala macam tambang di bawah tanah. Pada Pasal 2 menyatakan setiap wanita tanpa memandang umurnya tidak boleh melakukan pekerjaan dalam tambang di bawah tanah.
Akan tetapi suasana berbeda tampak di area penambangan emas dan tembaga yang dikelola PT Freeport Indonesia. Salah satu perusahaan tambang mineral terbesar di dunia yang berlokasi di Tembagapura, Mimika, Papua Tengah itu, mengaryakan para perempuan tangguh yang turut berperan dalam pekerjaan di underground atau tambang bawah tanah.
Memang mereka tidak bekerja secara langsung di dalam terowongan, namun tugas mereka sangat representatif yakni mengorek mineral yang dihasilkan tiap hari. Para perempuan ini mengambil peran penting di industri pertambangan, khususnya yang dikelola Freeport Indonesia.
Sejumlah perempuan dan laki-laki muda fokus menatap layar komputer berukuran 24 inci. Ada empat layar komputer yang masing-masing dikendalikan oleh seorang operator. Jemari mereka sangat lihai serta cekatan memainkan joystik menyerupai persneling yang letaknya di samping kiri dan kanan.
Di dalam ruangan ber-AC atau berpendingin elektronik ditambah hawa dingin yang menembus kulit. Kondisi itu tidak menjadi penghalang, justru membuat para operator MineGem merasa adem.
Mereka tampak rileks namun serius bekerja mengendalikan dan mengoperasikan alat berat yang berada di dalam perut bumi dari gunung Grasberg. Berjarak kurang lebih 1.760 meter di bawah permukaan tanah.
Tangan-tangan terampil itu sesekali memencet joystik ke kanan, ke kiri, lalu ke atas dan ke bawah. Serupa orang yang sedang bermain gim. Inilah aktifitas dari operator MineGem yang berada pada salah satu konsol di ruang kontrol tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia di Ridge Camp Mile 72, Tembagapura, Mimika, Papua.
Naniek Caroline Ramandey, Theodora Mayor, Jayanti Yawan, dan Yoshi Ohee. Mereka para perempuan tangguh orang asli Papua (OAP) yang bekerja sebagai operator MineGem di PT Freeport Indonesia.
Mereka duduk saling berjejer pada baris ke dua. Di depan mereka ada sejumlah operator laki-laki yang tugasnya pun sama. Pandangan mereka tak pernah berpaling dan selalu siaga tertuju menghadap komputer masing-masing.
Mereka berempat adalah perempuan Papua yang saat itu sedang bekerja dalam jadwal sif pagi. Mereka memilih bekerja di area tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia. Tambang di dunia yang wilayahnya sangat ekstrem. Mereka pun bekerja jauh dari keluarga.
“Kami bekerja selama 12 jam dan ada dua sif, pagi dan malam. Sif pagi mulai kerja dari pukul 6 pagi sampai 6 sore, kemudian diganti sif kedua,” kata Naniek Caroline Ramandey, perempuan asal Waropen, Selasa, 16 Agustus 2022.
“Awalnya memang sedikit canggung. Ada rasa gugup. Macam dak-dik-duk begitu. Tapi semua berproses. Untuk menjadi mahir seperti sekarang ini, kita harus berlatih lewat simulator. Sampai benar-benar dinyatakan lulus dan punya lisensi mengendalikan alat berat,” kata Ramandey.
Naniek, Theodora, Jayanti, dan Yoshi merupakan representasi perempuan Papua yang bekerja di balik gunung. Tanggungjawab mereka cukup vital dalam aktifitas tambang bawah tanah yang dikelola Freeport.
“Sudah lima tahun saya bekerja di sini [Freeport] sebagai operator minegem. sebelumnya sempat menjadi wartawan,” sambung Yoshi Ohee, perempuan asal Sentani yang sempat merasakan dunia jurnalistik dan bekerja di media Radar Timika, grup Jawa Pos.
Theodora Mayor, perempuan manis asal Biak lulusan Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) ini mempunyai komitmen dan kemauan tinggi untuk bekerja di Freeport, khususnya dalam tambang bawah tanah yang risikonya sangat tinggi.
Keselamatan menjadi hal penting saat semua yang bekerja pada tambang bawah tanah, karena itu dibutuhkan kerjasama tim yang solid dan kompak. Theodora paham betul kondisi itu dan selalu memiliki prinsip dan moto yang dipegang teguh saat bekerja.
“Buatlah yang terbaik dari yang anda bisa lakukan,” katanya.
Desrizal, Superintendent Underground Mine Dispatch and Automation PT Freeport Indonesia menjelaskan Minegem serupa mesin kontrol dalam menggerakkan alat berat pengangkut material yang berada di tambang bawah tanah.
Ia menerangkan bahwa operator duduk di ruangan khusus yang sudah dilengkapi sederet mesin Minegem. Di depan mereka ada layar yang berisi peta dan tampilan kamera di dalam tambang.
Desrizal menambahkan pekerjaan seorang operator minegem gampang-gampang, susah.
“Prosesnya mirip seperti kita bermain video game,” katanya kepada para jurnalis saat mengujungi salah satu konsol pada ruang kontrol tambang bawah tanah di Office Building (OB-4) atau Gedung Kantor Ridge Camp Mile 72, Tembagapura, Mimika, Papua Tengah, Selasa (16/8/2022).
Cara mengoperasikan Minegem dan alat berat di tambang bawah tanah lewat koneksi memanfaatkan fiber optik. Apalagi Freeport baru saja meluncurkan teknologi 5G mining di PT Freeport Indonesia oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hengky Rumbino, Vice President Underground Mine Operations PT Freeport Indonesia, menambahkan para operator minegem bekerja untuk tambang yang bersifat wet muck (basah).
“Dimana kondisi tambang ini jauh lebih berbahaya ketimbang tambang kering,” kata Rumbino, saat mendampingi Menteri Investasi merangkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, saat meninjau lokasi aktivitas penambangan bawah tanah di Grasberg Block Cave (GBC) underground milik Freeport pada 16 Agustus 2022.
Hanya Freeport yang bisa mengelola tambang dengan tingkat kesulitan seperti ini. Rumbino mengaku tingkat kerumitan tambang bawah tanah Freeport tiada duanya di dunia.
Alasan serta pertimbangan Freeport mempekerjakan para kaum hawa sebagai operator minegem karena perempuan lebih telaten, tidak cepat jenuh, sebab pekerjaan ini selalu berulang-ulang, selain meminimalisir kerusakan alat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa bangga saat melihat putra-putri Indonesia menjadi tenaga ahli berkemampuan khusus yang piawai mengoperasikan alat berat pertambangan bawah tanah berteknologi 5G yang digunakan Freeport Indonesia.
“Dengan menggunakan teknologi 5G mining, yang lebih aman untuk para pekerja. Dan saya senang yang mengoperasikannya semua dari Indonesia, banyak yang dari Papua,” kata Jokowi ketika meninjau ruang operator pengendali alat berat berteknologi 5G di OB-4, pada Kamis (1/9/2022).
“Saya sangat gembira mendengar bahwa tambang bawah tanah yang sangat sulit medannya dan dikendalikan dari jarak jauh. Tadi saya sudah melihat secara langsung, yang saya senang 99 persen dari total karyawan yang tadi mengendalikan, mengoperasikan itu asli Indonesia khususnya dari Tanah Papua,” ujar Jokowi.
Saat ini terdapat total operator minegem sebanyak 43 orang dan 22 orang di antaranya merupakan OAP. Naniek, Theodora, Jayanti, dan Yoshi, serta para perempuan Papua yang ikut terlibat dan mampu mengelola tambang bawah tanah berteknologi tinggi milik Freeport Indonesia. (*)