Jayapura,Jubi – Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina(Persero) memastikan stok BBM subsidi maupun non subsidi yang ada di wilayah Papua Maluku dalam kondisi Aman, setelah penyesuaian harga berkala untuk produk Bahan Bakar Minyak.
Mekanisme penyesuaian harga secara berkala ini kembali dilakukan, mengingat adanya beberapa BBM subsidi yang harganya mengikuti penetapan dari pemerintah hingga Pertamax sebagai BBM non subsidi yang harganya fluktuatif mengikuti perkembangan terkini dan tren dari industri minyak dan gas, terutama harga minyak dunia atau ICP.
Sabtu, 3 September 2022 pemerintah resmi menaikkan harga BBM subsidi, yakni pertalite dan solar. Kenaikan ini dinilai terkait dengan adanya peningkatan subsidi dari APBN. Pemerintah menetapkan harga baru Pertalite menjadi Rp.10.000 dan solar menjadiRp.6.800 sesuai dengan Kepmen ESDM no. 218.K/MG.01/MEM.M/2022.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menjelaskan, dalam beberapa bulan terakhir juga harga Pertamax tidak disesuaikan secara berkala mengikuti tren ICP, sehingga sampai dengan saat ini harga jual Pertamax terdapat selisih dengan harga keekonomian.
“Tercatat sejak Maret hingga September 2022, BBM RON 92 yang setara Pertamax sudah disesuaikan secara berkala oleh badan usaha lain, sedangkan Pertamax baru sekali penyesuaian harga pada April lalu,” kata Irto dalam siaran persnya yang diterima Jubi, Minggu (4/9/2022).
Area Manager Communication Relations & CSR Papua Maluku, Edi Mangun mengatakan tren ICP masih berada pada tingkat yang cukup tinggi, pada Agustus lalu tercatat sekitar 94.17 USD/Barel.
Pertamina Patra Niaga menetapkan harga baru Pertamax yang berlaku mulai 3 September ditetapkan sebesar Rp.14.850 per liter untuk wilayah Papua Maluku atau daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 7,5 persen.
“Harga baru ini sudah sesuai dengan regulasi Kepmen ESDM nomor 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga jenis bahan bakar umum (JBU). Jika dibandingkan dengan produk RON 92 lainnya, harga Pertamax ini masih tergolong paling kompetitif. Produk lain dengan RON sama memiliki harga yang lebih tinggi dari pada harga BBM milik Pertamina,” ujar Edi.
Setelah pengumuman tentang penyesuaian harga baru BBM, katanya, telah dilakukan penyesuaian harga pada dispenser yang ada di setiap SPBU di wilayah Papua Maluku.
“Perubahan harga pada mesin dispenser yang dilakukan tidak mengalami kendala di lapangan. Sehingga pelayanan terhadap konsumen dapat berjalan dengan lancar setelah mesin dispenser berhasil disesuaikan,” ucap Edi.
Edi melanjutkan, penyesuaian harga ini akan terus diimbangi dengan ketersediaan stok serta jaminan distribusi ke seluruh SPBU di Indonesia. Pertamina menjamin penyaluran BBM yang merata bagi masyarakat.
“Kondisi stok BBM subsidi maupun non subsidi yang ada di wilayah Papua Maluku dalam kondisi Aman. Ketahanan stok pertalite tercatat pada tingkat 23 hari, Solar pada tingkat 24 hari dan Pertamax dengan ketahanan 28 hari. Dengan rata-rata ketahanan produk di atas 20 hari tersebut maka dinilai posisi ketahanan stok Papua Maluku dalam kondisi Aman,” katanya. (*)