Jayapura, Jubi – Sumber Dana Manusia (SDM) unggul, memiliki pengetahuan, dan terampil terutama pengelolaan di bidang pertanian (tanaman pangan dan hortikultura) dan peternakan menjadi salah satu faktor peningkatan dalam suatu komoditas.
Guna mewujudkan itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura, Papua, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian melakukan bimbingan teknis (bimtek) peningkatan kapasitas petani dan penyuluh sebanyak 160 orang, di antaranya 140 petani dan 20 orang penyuluh.
“Komoditas pangan seperti beras, daging, dan telur kita masih datangkan dari luar, padahal kita bisa produksi sendiri,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Jayapura, Jean Hendrik Rollo di Grand Abe Hotel, Rabu (20/4/2022).
Dikatakan Rollo, salah satu faktor belum memadainya produksi pertanian dan peternakan di ibu kota Provinsi Papua ini, karena SDM yang rendah atau lebih banyak melakukan usahanya secara konvensional.
“Misalnya di bidang pertanian, kalau tanam jagung bisa dicampur dengan tanaman lain seperti lombok dan terong, sehingga tidak hanya monokultur tapi dalam satu lahan terdiri bermacam-macam jenis tanaman,” ujar Rollo.
Selain itu, dikatakan Rollo, pengelolaan pertanian sebagian besar masih menggunakan peralatan manual, mulai dari pengelolaan tanah hingga panen sehingga membutuhkan peralatan modern atau mesin untuk meningkatkan komoditas pertanian.
“Kalau sub sektor peternakan ini masih ada ketakutan dari para peternak lokal terutama untuk sapi, apalagi kalau kelahiran sapi dalam keadaan caesar. Hal-hal seperti inilah yang harus diberikan pemahaman agar meningkatkan SDM petani dan peternak kita,” ujar Rollo.
Rollo berharap setelah bimtek yang dilaksanakan selama tiga hari itu, 160 petani dan penyuluh tersebut dapat mentransfer atau disalurkan lagi ilmunya sehingga peningkatan produksi pertanian (tanaman pangan dan hortikultura) dan peternakan bisa dicapai.
“Harapan saya agar petani bisa sejahtera terutama untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan keluarganya. Selain itu, komoditas pertanian dan peternakan selalu tersedia. Paling tidak tanpa harus bergantung terus pada komoditas dari luar Kota Jayapura,” ujar Rollo.
Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano melalui Staf Ahli Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Keuangan, Frederik Awarawik mengatakan, peningkatan komoditas pangan dan peternakan sebagai kekuatan pembangunan daerah, sehingga tidak hanya mengandalkan sektor jasa dan perdagangan.
“Kemampuan SDM di bidang pertanian menjadi faktor penting dalam meningkatkan hasil produksi pangan. Mayoritas SDM (petani dan penyuluh) yang tersedia di Kota Jayapura tidak memiliki latar belakang petani profesional,” ujar Awarawik.
Dikatakan Awarawik adanya bimtek peningkatan kapasitas petani dan penyuluh, dapat tersedianya SDM (memiliki pendidikan dalam pengelolaan pertanian dan peternakan) sehingga memberikan inovasi dalam meningkatkan produksi pangan dengan optimal.
“Adanya peningkatan kapasitas ini, maka pengembangan SDM yang dilakukan secara tepat agar dapat terwujud perubahan-perubahan yang positif di era pertanian modern saat ini, secara teknis guna memperbaiki kualitas usaha tani dan pertenakan menjadi lebih baik lagi ke depannya,” ujar Awarawik. (*)