Jayapura, Jubi – Penjabat Wali Kota Jayapura, Frans Pekey meminta semua sekolah di 10 kampung adat wajib memasukkan muatan lokal bahasa daerah sesuai dengan bahasa asli masing-masing kampung.
“Tujuannya untuk melestarikan bahasa daerah atau bahasa ibu di masing-masing suku di Port Numbay [Kota Jayapura] agar tidak punah seiring dengan perkembangan zaman,” ujar Pekey di Jayapura, Sabtu (6/8/2022).
Dengan masuknya muatan lokal Bahasa ibu sebagai mata pelajaran tambahan di sekolah, masyarakat asli Papua terbiasa dengan bertutur kata menggunakan bahasa ibunya sendiri.
“Saya minta sekolah membuat program untuk melestarikan bahasa Port Numbay ini. Orang tua juga harus membiasakan saat bertutur kata dengan anaknya menggunakan bahasanya masing-masing,” ujarnya.
Dikatakannya, muatan lokal bahasa ibu di sekolah sangat berguna bagi peserta didik, yaitu dapat memberikan suatu bekal agar terampil dan hidup di lingkungan masyarakat di masa yang akan datang.
“Penutur bahasa daerah di kampung semakin berkurang, itu pun mereka sudah tua. Bila tidak dilestarikan mulai dari sekarang, maka lambat laun bahasa daerah hanya tinggal kenangan,” ujarnya.
Dikatakannya, pentingnya bahasa ibu masuk dalam mata pelajaran tambahan diajarkan sejak usia Sekolah Dasar, sehingga tercipta keseimbangan antara perkembangan zaman dan budaya yang ada, termasuk seni lainnya seperti seni ukiran, tarian, bahasa, makanan khas daerah.
“Pemahaman nilai karakteristik daerah kepada peserta didik diharapkan dapat membentuk karakter peserta didik terutama dapat meningkatkan kecintaan terhadap budaya daerahnya,” ujarnya.
Pekey berharap muatan lokal bahasa ibu bisa dilaksanakan di sekolah, sehingga memudahkan peserta didik menjalin komunikasi dengan keluarga dan masyarakat yang memiliki latar belakang yang sama sehingga tidak sulit dalam menentukan bahan obrolan serta lebih mempererat hubungan satu sama lain. (*)
Discussion about this post