Jayapura, Jubi – Pemerintah Kota Jayapura, Papua, mengingatkan pentingnya jalur keluar air bila terjadi hujan lebat, dengan tetap menjaga sumber alirannya sebagai upaya penanggulangan bencana.
“Salah satunya di Kali Sborhonyi ini agar tidak menyebabkan bencana banjir dan longsor. Bila tidak ditangani segera maka biaya perbaikan dan dampaknya semakin besar,” ujar Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru di Kantor Wali Kota Jayapura, Kamis (28/4/2022).
Dikatakan Rustan, berdasarkan pantauan di lapangan, sebagian pinggiran talud di Kali Shorhonyi longsor dan bagian dasar kali sudah tergerus air. Hal ini dikhawatirkan akan meluas ke badan jalan dan perumahan warga.
“Penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan rangkaian upaya, meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi,” ujar Rustan.
Dikatakan Rustan, penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab pemerintah daerah dan instansi terkait guna memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat dari bencana alam, yang datangnya tidak disangka-sangka.
“Kali Sborhonyi ini sangat panjang, mulai dari LPMP Papua sampai pasar lama Youtefa. Ini [penangangan kali] tanggung jawab BWS (Balai Wilayah Sungai) Papua. Tolong fasilitasi untuk dianggarkan. Kalau bisa minggu ini selesai supaya habis lebaran sudah bisa dikerjakan,” ujar Rustan.
Rustan menambahkan upaya menanggulangi banjir dan dampaknya yakni dengan menjaga lingkungan sekitar, tidak membuat rumah di pinggiran sungai, melaksanakan program tebang pilih dan reboisasi, membuang sampah pada tempatnya, dan rajin membersihkan saluran air atau drainase.
Kasatker Operasi dan Pemeliharaan Balai Wilayah Sungai Papua, Magdalena, mengatakan untuk revitalisasi Kali Sborhonyi belum dianggarkan tahun ini, sebab sebelumnya harus melalui proses perencanaan.
“Perencanaan desain agar revitalisasi nantinya tidak menganggu aset orang lain. Harus dibebaskan supaya kalau ada alat berat saat pengerjaannya tidak menjadi masalah ke depannya,” ujar Magdalena.
Magdalena mengaku revitalisasi tersebut sangat penting sebagai bentuk penanggulangan bencana, guna memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana alam, seperti banjir dan longsor.
“Namun, perlu juga kami mengingatkan untuk terselenggarannya penanggulangan bencana harus secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh sehingga kualitas pekerjaan bisa diandalkan,” ujar Magdalena. (*)
Discussion about this post