Jayapura, Jubi – Sejak akhir Maret 2022, nelayan di Kota Jayapura, Provinsi Papua, kesulitan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium, karena terjadi kelangkaan.
“Kami sudah koordinasi dengan pertamina, dan kata mereka (pertamina) stoknya ada, tapi kenyataannya nelayan banyak yang mengeluh,” ujar Kepala Dinas Perikanan Kota Jayapura, Matheys Sibi di Kantor Wali Kota Jayapura, Selasa (21/6/2022).
Dikatakan Sibi, akibat dari kelangkaan BBM, banyak nelayan tidak melaut, sehingga hal ini dikhawatirkan menyebabkan inflasi karena mahalnya harga jual ikan, dampak dari minimnya hasil tangkapan nelayan.
“Nelayan kami, kalau sekali melaut 70-90 liter. Mereka keluar melaut subuh mereka beli lagi. Setelah kami diskusi dengan agen penyalur, kebutuhan BBM sesuai kuota, hanya ada penambahan nelayan dan armada,” ujar Sibi.
Dikatakan Sibi, jumlah nelayan yang menggunakan BBM jenis premium sebanyak 300 orang (sudah terdaftar di SPBN Hamadi) kesulitan mendapatkan BBM untuk kebutuhan melaut.
“Nelayan beli untuk cadangan. Artinya, mereka beli untuk hari ini, dengan cadangan yang ada sudah tidak beli lagi. Mungkin ini yang menyebabkan stok bbm kurang,” ujar Sibi.
Sibi berharap, kelangkaan BBM khususnya di SPBN Hamadi kembali tersedia agar nelayan kembali melaut guna memenuhi kebutuhan ikan, sekaligus meningkatkan perekonomian nelayan.
“Kami mohon perhatian pertamina untuk penambahan kuota karena kelangkaan BBM berdampak hasil tangkapan nelayan dan mempengaruhi inflasi sebab harga ikan mahal,” ujar Sibi. (*)
Discussion about this post