Jayapura, Jubi – Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari mengatakan, meski angka kasus Covid-19 kembali merangkak naik, untuk sementara belum berencana membuka rumah isolasi penanganan pasien Covid-19 secara terpusat.
“Kami akan melihat trend kasusnya, apabila mengalami peningkatan yang signifikan dan tidak bisa ditampung di rumah sakit, maka kami akan berkoordinasi dengan pimpinan daerah untuk membuka rumah isolasi terpusat,” ujar Antari di Kantor Wali Kota Jayapura, Senin (22/8/2022).
Dikatakannya, kasus Covid-19 di Kota Jayapura kembali naik pada periode Juni-Agustus. Dalam sehari warga yang terpapar rata-rata di atas lima orang.
“Saya minta masyarakat cerdas dan sadar menjaga kesehatan mereka dengan melaksanakan protokol kesehatan yang ketat di lingkungan tempat tinggal maupun dalam keluarganya,” ujarnya.
Antari menjelaskan menyewa rumah isolasi untuk penanganan pasien Covid-19 secara terpusat membutuhkan anggaran besar. Berdasarkan pengalaman dua tahun terakhir, Pemkot Jayapura menghabiskan dana kurang lebih Rp500 juta (setiap tahun Rp200 juta lebih).
“Apabila dalam kondisi sakit supaya tidak menularkan penyakit kepada keluarga lainnya segera ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dengan cepat,” ujarnya.
“Pakai masker, cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah beraktivitas, menjaga imun tubuh dengan rajin berolahraga, dan jangan panik agar tidak mudah terpapar Covid-19,” ujarnya.
Antari berharap pemerintah daerah di luar Kota Jayapura, agar melakukan tracing atau pemantauan terhadap warganya guna mengetahui kondisi kesehatan.
“Beberapa kasus pasien yang terpapar Covid-19 hingga ada yang meninggal merupakan warga di luar Kota Jayapura. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak, sebab jumlah pasien Covid-19 terus mengalami peningkatan,” jelasnya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!