Wamena, Jubi – Wakil Bupati Jayawijaya, Marthin Yogobi mengatakan perlu adanya suatu kemandirian dari setiap sekolah yayasan atau swasta dalam menjawab setiap tantangan, termasuk penyediaan kekurangan tenaga pengajar di setiap sekolah.
Hal itu disampaikan Wabup Yogobi saat menghadiri pelantikan dan serah terima jabatan Direktur Sekretariat Eksekutif YPPK Fransiskus Asisi, Kamis (4/8/2022) di Gedung Soska Wamena.
Menurutnya, sebagai sekolah yayasan dan perintis, sudah seharusnya bisa secara mandiri dalam penyediaan tenaga guru, begitu juga terhadap Yayasan Pendidikan Persekolahan Katolik (YPPK) Fransiskus Asisi Jayawijaya.
Sebagai lembaga pendidikan swasta, YPPK harus bisa memilih dalam menyediakan sumber daya tenaga pendidik yang berkualitas, tidak hanya tergantung pada bantuan guru dari pemerintah, karena ada pengalaman tenaga guru di sekolah yayasan, begitu masuk ASN banyak yang tidak lagi mengajar di sekolah yayasan,” kata Yogobi.
Untuk itu, ia harap YPPK dapat mengambil kebijakan yang baik, sehingga guru-guru yang sudah mengabdi di Yayasan selama ini bisa awasi dan memberikan yang terbaik agar setiap guru betah selama di tempat tugas.
“Banyak yang tergiur dengan jabatan struktural akhirnya meninggalkan sekolah. Saya harap ini juga tidak hanya tergiur dengan jabatan, yang bersangkutan juga harus punya komitmen untuk pelayanan untuk tetap berada di sekolah,” katanya.
Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya, Bambang Budiandoyo mengatakan ketentuan perekrutan guru ASN memang dipagukan (pengalokasian anggaran) untuk sekolah inpres dan negeri, dimana hal itu sesuai dengan penempatannya.
Namun, kata Bambang, setelah perhitungan terjadi kekurangan guru di sekolah yang dianggap memang mewakili masyarakat banyak, hal itu bisa diatur guru yang sebelumnya ditempatkan di negeri dan cukup banyak bisa saja diperbantukan dengan asumsi ada permintaan dari sekolah-sekolah swasta.
“Saat ini memang sekolah yayasan itu dalam membangun kemandirian, mencari guru kontrak yang punya lisensi keguruan, dinas hanya memanggil untuk semacam pelatihan lebih bagus lagi dan memang seperti itu agar ada kemandirian,” kata Bambang. (*)
