Jayapura, Jubi – Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano mengatakan, paguyuban merupakan aset Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura, Papua, yang strategis di dalam menjaga kerukunan dan toleransi.
“Pemerintah tentu memerlukan dukungan komponen masyarakat termaksud paguyuban untuk menyukseskan program pembangunan, salah satunya terciptanya ketenteraman dan kondusivitas,” ujar Tomi Mano saat dialog Indonesia menyapa di RRI Pro 3 Jakarta dengan tema ‘Merajut Kasih dalam Kebhinnekaan sebagai Honai Kita Bersama’, Selasa (12/4/2022).
Wali Kota Tomi Mano yang didampingi Wakilnya Rustan Saru mengatakan, paguyuban adalah perkumpulan atau kelompok sosial yang bersifat kekeluargaan (didirikan orang-orang sepaham atau sedarah) untuk membina persatuan (kerukunan) di antara para anggotanya.
“Suatu kehidupan yang bersifat kolektif bersama di mana anggota-anggotanya diikat hubungan batin yang sifatnya murni dan alamiah serta kekal, sehingga menciptakan rasa cinta yang sudah dikodratkan,” ujar Tomi Mano.
Dikatakan Tomi Mano, dengan terciptanya kerukunan dan toleransi suku, agama, dan bangsa, seluruh warga di ibu kota Provinsi Papua, yang jumlahnya mencapai 362.928 jiwa merajut kasih dalam kebhinnekaan sebagai honai (rumah tradisional Papua) bersama.
“Kota Jayapura ibarat pelangi potret kebhinnekaannya Papua, beragam suku, agama, dan bangsa tapi berjalan dengan sejalan sehingga mendapatkan penghargaan Harmoni Award dari Menteri Agama. Kota Jayapura saya ibaratkan sebagai miniaturnya Indonesia,” ujar Tomi Mano.
Dikatakan Tomi Mano, hal itu sesuai dengan moto Pemkot Jayapura, yaitu satu hati membangun kota untuk kemuliaan Tuhan (hen tecahi yo onomi tmar ni hassed) yang melandasi setiap aktivitas baik instansi pemerintah, masyarakat, BUMN, BUMD, TNI, Polri, swasta.
“Saya ingin Kota Jayapura menjadi kota yang rukun dan toleransi. Ini menjadi kekuatan besar untuk membangun kota yang berlandaskan NKRI. Inilah (Kota Jayapura) rumah dan istana kita yang kita jaga dan bangun bersama dalam bingkai NKRI,” ujar Tomi Mano.
Dikatakan Tomi Mano, dengan menjadikan paguyuban sebagai aset, Kota Jayapura bebas korupsi dan sudah terbukti dengan predikat WTP murni delapan kali, kesuksesan di bidang pendidikan, kesehatan, peningkatan ekonomi masyarakat, peningkatan infrastruktur.
“Karakter seorang pemimpin yang baik bisa menyatukan masyarakat dengan menjaga kerukunan toleransi umat beragama, mendekatkan pelayanan dengan cepat, efektif, transparan, dan bersih, tepat, memuaskan (BTM), karena saya ingin menjadikan Kota Jayapura sebagai pusat perubahan dan peradaban,” ujar Tomi Mano.
Tomi Mano menambahkan, selama menjabat selama Wali Kota Jayapura selama 10 tahun, sudah 360 masjid dan musala yang sudah didatanginya khususnya untuk berbuka puas bersama, sekaligus melihat perkembangan dan kemajuan sarana dan prasanana rumah ibadah bagi umat islam.
“Saya menyampaikan program Pemkot Jayapura dan memberikan bantuan, memberangkat umroh gratis umat muslim. Pelangi itu indah (Kota Jayapura), karena warnanya yang berbeda-beda untuk menjadi kekuatan membangun Kota Jayapura,” ujar Tomi Mano.
Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru mengatakan, ada tiga pilar yang diterapkan untuk membangun Kota Jayapura, yaitu pemerintah, adat, dan agama dan empat tertib aturan, yaitu tertib administrasi, tertib aturan, tertib anggaran, tertib pengendalian dan pengawasan.
“Dengan inilah maka semua ASN konsen untuk bekerja memberikan pelayanan kepada masyarakat demi kemajuan di Kota Jayapura. Menjaga kebersamaan antara umat beragama, menjaga persatuan dan kesatuan diantara kemajemukan yang menjadikan Kota Jayapura sebagai honai bersama,” ujar Rustan.
Rustan menambahkan, agar mewaspadai politik adu domba yang sengaja dimainkan oleh pihak-pihak tertentu untuk melakukan perpecahan di antara paguyuban yang selama ini sudah berjalan rukun dan harmonis. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!