Manokwari, Jubi – Ferry Michael D Auparay sosok muda inspiratif di kalangan pengusaha Orang Asli Papua (OAP) di Provinsi Papua Barat, menyatakan kesiapannya dalam menangkap peluang bisnis perikanan sektor Timur Indonesia.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia atau HNSI Provinsi Papua Barat yang akrab disapa ‘Pace FA’ ini, menyebut gelaran Youth-20 merupakan jalan tol pasar nasional dan internasional untuk melirik potensi sumber daya alam sektor perikanan Papua Barat.
“Merupakan suatu kehormatan bagi kami pemuda Papua Barat ketika daerah ini terpilih menjadi tuan rumah event Y20 dan W20, semua pihak terutama pengusaha asli Papua harus menyambut event ini sebagai satu peluang,” kata Pace FA, Kamis (9/6/2022), di Manokwari.
Menurutnya, Youth 20 (Y20) merupakan wadah konsultasi resmi bagi para pemuda dari seluruh negara anggota G20 untuk dapat saling berdialog.
“Y20 mendorong para pemuda sebagai pemimpin masa depan untuk meningkatkan kesadaran terhadap permasalahan global, untuk bertukar ide, berargumen, bernegosiasi, hingga mencapai konsensus,” ujar Pace FA.
Pria kelahiran Ansus Kabupaten Kepulauan Yapen Papua, 9 Juni 1969 ini mengatakan, Papua Barat dengan mayoritas wilayah pesisir pantai, mempunyai potensi sumber daya perikanan dan pariwisata yang luar biasa. Namun pengelolaannya hanya terbatas di Raja Ampat.
Ia lalu menantang pengusaha asli Papua di Papua Barat agar bergerak maju, sambut berbagai program afirmatif oleh negara untuk Papua Barat sebagai modal awal mengelola potensi perikanan dan pariwisata secara mandiri.
Berangkat dari tema “Keberagaman dan Inklusi” dalam event Y20, kata Pace FA, peran pemuda perlu didorong dengan peningkatan usaha ekonomi kreatif dengan pembentukan kelompok-kelompok nelayan, pebaikan sistem koperasi, hingga sistem marketing yang profesional sesuai dengan perkembangan saat ini.
“Konsep ini tidak muluk-muluk, cukup membentuk sistem marketing professional dan mendukung program pemerintah pusat, salah satunya penetapan Kabupaten Biak di Provinsi Papua sebagai pelabuhan export perikanan Asia Tenggara dan Dunia,” ucap Pace FA.
Ia juga berharap peran aktif Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui Dinas Perikanan dan Kelautan serta sejumlah dinas teknis lainnya, agar merumuskan program kerja pro rakyat untuk peningkatan sumber daya ekonomi dan peningkatan kualitas generasi muda Papua.
“Generasi muda dan perempuan asli Papua harus bersiap diri menghadapi kondisi kemajuan global, karena tanpa disadari kita telah masuk pada zaman teknologi global, sehingga sudah saatnya kita mampukan diri untuk bersaing dalam pasar bebas kelas Asia dan Dunia,” tutur Pace FA.
W20 momen kesetaraan Perempuan Papua
Ferry Michael D Auparay juga mendorong pemberdayaan perempuan, khususnya mama Papua untuk kesetaraan gender dalam setiap program pembangunan dan dunia bisnis tanpa diskriminasi.
Sebagai wakil suara perempuan, W20 mendorong pengadopsian dokumen- dokumen komitmen G20 yang melibatkan isu pembangunan perempuan, kesetaraan gender, pertumbuhan yang inklusif, serta kerja sama perempuan dalam sektor ekonomi internasional.
Ia menjelaskan, bahwa data BPS 2021, sekitar 47,35 persen penduduk Papua Barat adalah perempuan, 33,18 persen dari jumlah itu merupakan usia produktif. Kemudian sekitar 28,77 persen dari jumlah penduduk merupakan pemuda (usia 15-30 tahun), yang seluruhnya merupakan kategori usia yang sangat produktif.
“Potensi demografi ini merupakan kekuatan sekaligus tantangan bagi kita semua dalam pembangunan di Papua Barat,” ujarnya.
Ia berharap pre summit W20 di Kabupaten Manokwari menjadi motivasi semua pihak untuk bersama mendorong peran perempuan pada umumnya dalam mensukseskan keluarga di bidang ekonomi maupun pembinaan terhadap anak sehingga menghasilkan generasi Papua yang berkualitas. (*).
Discussion about this post