Jayapura, Jubi – Anggota Majelis Rakyat Papua atau MRP, Tony Wanggai, mengatakan pendidikan berbasis kearifan lokal sejalan dengan upaya pemerintah dalam melestarikan budaya yang ada di Indonesia.
Menurutnya, pendidikan yang berbasis kearifan lokal khususnya di Papua dengan memanfaatkan keunggulan lokal, diantaranya dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, ekologi.
“Bidang ekonomi seperti makanan khas daerah dan UMKM yang dapat mendatangkan pendapatan bagi masyarakat lokal dan bidang seni budaya seperti tari-tarian, batik, dan noken,” ujar Tony Wanggai, di Jayapura, Rabu (28/9/2022).
Dalam rangka melestarikan budaya daerah tersebut, dikatakannya, MRP godok Perdasus (peraturan daerah khusus) Papua sekolah berbasis kearifan lokal.
“Raperdasusnya sedang kami godok bersama DPR Papua untuk membangun pendidikan berbasis budaya. Rencananya tahun depan,” ujarnya.
Dikatakannya, pendidikan berbasis kearifan lokal mampu merefleksikan nilai budaya, mampu menjadikan generasi yang bermartabat, dan membentuk karakter bangsa serta mewujudkan kelestarian budaya.
“Sehingga peserta didik tidak hanya berprestasi tapi juga tidak lupa dengan budayanya, yang dimulai sejak dini agar meningkatkan pengetahuan dan pemahaman untuk penanaman rasa cinta terhadap kearifan lokal daerahnya,” ujarnya.
Untuk itu, dikatakannya, MRP mengusulkan dengan adanya pemekaran Provinsi Papua harus mempunyai sekolah unggulan berpola asrama yang di dalamnya ada pendidikan kearifan lokal kewarganegaraan dan kebudayaan.
“Sekolah unggulan di setiap wilayah sehingga memiliki karakter berbudaya generasi Papua dan dan berjiwa Pancasila. Sekarang kami mendesak bantuan kebijakan pendidikan luar negeri untuk membantu pembangunan di bidang pendidikan dan ekonomi,” jelasnya. (*)