Jayapura, Jubi – SMA Katolik Aweidabi Deiyai melaksanakan Retret rohani untuk menanamkan nilai-nilai iman Katolik, serta menjadi sarana menenangkan diri serta memulihkan para siswa tentang peran mereka dari kesibukan sehari-hari.
Sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai iman Katolik, dan menenangkan diri serta memulihkan para siswa dari kesibukan sehari-hari, maka SMA Katolik Aweidabi Deiyai melaksanakan
Mengawali retret rohani yang digelar selama dua hari itu, Kamis (28/4/2022) hingga Jumat (29/4/2022), dilakukan perayaan Ekaristi dipimpin oleh Pastor Paroki St.Yohanes Pemandi Wakeitei, P. Yohanes Adrianto, SJ.
Kegiatan retret bagi para ratusan siswa/siswi SMA Katolik Aweidabi Deiyai dari kelas 10 hingga kelas 12 ini mengusung tema “Kerapuhan menuju Kesuksesan”, dan Sub tema “Menghadirkan Surga di SMAK Aweidabi Deiyai untuk Meraih Kesuksesan”.
Kepala SMA Katolik Aweidabi Deiyai, Anton Badii kepada Jubi mengatakan, kegiatan retret kerohanian tersebut dilaksanakan dengan maksud dan tujuan untuk membantu peserta didik agar mengintrospeksi diri sekaligus mendapatkan ketenangan dan kelegaan.
“Kami laksanakan dengan tujuan untuk merefleksikan kehidupan sebelumnya atau masa lalu, kemudian itu dilakukan proses penyadaran untuk perbaikan masa depan bagi siswa kami, agar mereka bisa lebih baik lagi dalam menjalani proses pendidikan,” kata Anton Badii melalui panggilan telepon seluler, Minggu (1/5/2022).
Kegiatan retret kerohanian ini, oleh pihaknya menjadikan sebagai program prioritas bagi sekolah yang dipimpinnya itu. Retret rohani, kata ia memiliki makna bahwa untuk sementara waktu menjauhkan diri sendiri dari lingkungan kesehariannya.
“Ini berhubungan dengan kebutuhan spiritual, menghindari stres, menjaga kesehatan, bagian dari gaya hidup, ataupun hal-hal sosial atau ekologis lainnya terutama di dalam proses belajar mengajar di sekolah kami,” ujarnya.
Makalia Pigome, ketua panitia retret rohani mengatakan, kegiatan itu baru pertama kali dilaksanakan dengan harapan membangkitkan semangat siswa dengan mengingatkan kembali bahwa apa yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin saat kita senantiasa bersandar pada Tuhan.
“Salah satu manfaat penting lainnya adalah untuk membangun kualitas relasi para peserta untuk saling mengenal dan membangun keakraban,” kata Pigome.
Pigome menyebut pada retret rohani ini panitia menghadirkan sejumlah pihak selain Pastor Paroki St.Yohanes Pemandi Wakeitei, perwakilan dari rumah sakit umum daerah (RSUD) Pratama Deiyai dan Kepolisian Sektor (Polsek) Tigi.
Pastor Paroki St.Yohanes Pemandi Wakeitei P. Yohanes Adrianto, SJ saat memimpin ekaristi mengatakan, siswa diarahkan untuk melakukan proses penyadaran guna memperbaiki kesalahan, kelemahan, dan kerapuhan yang pernah dialami oleh para siswa untuk perbaikan ke depan.
Pigome menyampaikan tidak hanya diberikan pendalaman kerohanian, tetapi juga materi penguatan dari Direktur Rumah Sakit Pratama Deiyai, Dokter Selpianus Ukago. Selain itu Kapolsek Tigi membawakan materi seputar kamtibmas.
“Retret kerohanian ini menjadi momentum memperbaiki kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik yang bertolak belakang dengan manusia sejati,” kata Pigome. (*)
Discussion about this post