Jayapura, Jubi – Dosen Hubungan Internasional FISIP Universitas Cenderawasih, Laus Deo Calvin Rumayom, mengatakan sangat penting bagi mahasiswa Papua yang telah menyelesaikan pendidikan, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, untuk kembali membangun kampung.
Hal itu dinyatakan Rumayom dalam diskusi “Pendidikan dan Masa Depan Papua” dalam rangka kegiatan Summer Youth Gathering yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Pelajar (IMAPA) Papua di Amerika Serikat – Kanada secara daring pada, Rabu (15/6/2022).
Rumayom mengatakan mahasiswa Papua yang telah tamat studi dapat berkontribusi dalam pembangunan di kampung dengan cara meningkatkan kesadaran maupun memberikan pemahaman kepada kepala-kepala suku agar tanah tidak menjual tanah.
“Saya melihat anak-anak Papua yang sudah sekolah sampai master, doktor itu jarang pulang ke kampung untuk berbicara dengan masyarakat adat bersama-sama membangun kampung,” ujarnya.
Menurut Rumayom keterlibatan sarjana-sarjana muda Papua bisa dilakukan dengan cara membantu melakukan pemetaan batas ulayat lalu didorong melalui Undang-Undang Masyarakat Adat agar ada pengakuan negara terhadap tanah adat sehingga ketika investasi masuk maka masyarakat adat sebagai komisarisnya.
“Jadi dia [pemilik tanah] tidak harus lepas tanahnya,” katanya.
Rumayom menyampaikan ilmu-ilmu yang dimiliki sarjana-sarjana muda Papua harus dipakai meningkatkan sumber daya manusia demi pembangunan daerah terutama kampung, dengan cara mengembangkan modul-modul belajar bagi anak-anak di kampung demi meningkatkan hard skill maupun soft skill.
“Hard skill [akademik] mungkin semua tidak bisa akses tapi kemampuan soft skill [non akademik] bisa kita lakukan melalui komunitas-komunitas yang dibina di kampung,” ujarnya.
Rumayom menyampaikan semua ini dilakukan agar masyarakat Papua dapat menjadi tuan di atas negeri sendiri. Apa lagi saat ini semakin banyak investor yang akan masuk di Papua, salah satunya adalah adanya rencana penambangan Blok Wabu di Intan Jaya.
“Kalau kita mau menjadi tuan di atas negeri, itu harus dibuktikan seperti apa kita menjadi tuan dan nyonya di atas negeri [Papua] kita sendiri,” ujarnya. (*)
Discussion about this post