Jayapura, Jubi – Koalisi Penegak Hukum dan Hak Asasi Manusia atau HAM Papua pada Jumat (23/12/2022) mengumumkan hasil investigasi terkait penembakan sejumlah warga sipil di Kabupaten Mappi, Provinsi Papua Selatan, pada 14 Desember 2022. Koalisi membantah versi Kepolisian Daerah Papua yang menyatakan penembakan terhadap warga sipil terjadi karena aparat keamanan diserang saat melerai bentrokan antar warga.
Anggota Koalisi Penegak Hukum dan HAM Papua, Helmi SH menyatakan tim koalisi melakukan investigasi sejak 17 Desember 2022 sampai 20 Desember 2022. Hasil investigasi tim Koalisi Penegak Hukum dan HAM Papua itu menyimpulkan tidak ada bentrokan antar warga yang terjadi sebelum aparat keamanan menembak sejumlah warga sipil pada 14 Desember 2022.
Temuan Koalisi itu berbeda dengan keterangan yang disampaikan Perwira Penghubung Kepolisian Daerah (Polda) Papua di Provinsi Papua Selatan, Kombes Erick K Sully di Kota Jayapura pada 15 Desember 2022. Sully menyatakan penembakan itu terjadi setelah sekelompok warga menyerang aparat keamanan yang melerai bentrokan antar dua kelompok warga yang dalam pengaruh minuman beralkohol.
Koalisi menduga aparat keamanan TNI/Polri bertindak represif dan eksesif, sehingga mengakibatkan sembilan warga sipil tertembak. Hasil investigasi tim Koalisi membenarkan bahwa pada 14 Desember 2022 terjadi pembacokan yang dilakukan warga terhadap seorang warga lain bernama Martinus. Koalisi menyatakan pembacokan itu terjadi pada 14 Desember 2022 pukul 16.00 WP.
Investigasi tim Koalisi juga membenarkan adanya sekelompok warga yang memprotes penangkapan seorang warga yang diduga bagian dari kelompok pelaku pembacokan itu, juga adanya peristiwa sekelompok warga menyerang mobil polisi yang membawa warga yang ditangkap. Akan tetapi, pasca itu warga telah membubarkan diri dan meninggalkan Simpang Emete.
Koalisi menyimpulkan waktu terjadinya penembakan juga berbeda dari waktu terjadinya penganiayaan/pembacokan maupun waktu terjadinya perusakan mobil polisi. Koalisi menyimpulkan penembakan terjadi pukul 18.00 WP. Menurut Helmi, lokasi penembakan warga terjadi di sekitar di Pos TNI di Kepi dan SMK Negeri 1 Mappi, yang jaraknya sekitar 500 meter dari Simpang Emete.
Meski membenarkan adanya peristiwa pembacokan pada 14 Desember 2022 pukul 16.00 WP, Koalisi menegaskan tidak ada bentrokan antar warga yang terjadi pasca pembacokan itu. “Informasi yang menyebutkan bahwa aparat menembak korban pada saat aparat memisahkan bentrok antar kelompok korban dan kelompok pelaku adalah tidak benar,” kata Helmi kepada Jubi pada Jumat sore.
Tim investigasi Koalisi juga menyimpulkan bahwa penggunaan senjata api dan penembakan di sekitar Pos TNI dan SMK Negeri 1 Mappi itu didahului dengan upaya persuasif/negosiasi/imbauan kepada kelompok korban. Temuan itu mendasari kesimpulan Koalisi bahwa aparat keamanan telah melakukan tindakan represif dan eksesif. Investigasi tim Koalisi menyimpulkan adanya pelemparan pos TNI yang dilakukan sekelompok warga, namun menyimpulkan bahwa pelemparan itu justru dipicu warga yang terkejut setelah mendengar suara tembakan dari arah pos itu.
Koalisi menyatakan korban Moses Erro meninggal setelah mengalami luka tembak yang parah di paha kanan atas bagian dalam, mulai dari pangkal paha hingga lutut. Erro juga tidak mendapatkan penanganan medis yang semestinya, sehingga meninggal karena luka tembak itu. Koalisi menilai tembakan pada paha atas Moses Erro bukanlah tembakan untuk melumpuhkan, karena menyebabkan luka yang parah dan kematian Erro.
Desak Komnas HAM turun tangan
Dalam keterangan pers tertulisnya, Koalisi Penegak Hukum dan HAM Papua mendesak Komisi Nasional HAM RI melakukan penyelidikan atas penembakan warga sipil Mappi pada 14 Desember 2022, untuk menyelidiki dugaan pelanggaran HAM dalam peristiwa tersebut. Komnas HAM RI juga diminta menyelidiki dugaan keterlibatan aparat Polri maupun TNI dalam penembakan sembilan warga Mappi itu.
Koalisi Penegak Hukum dan HAM Papua juga meminta upaya perdamaian yang dilakukan antara pihak korban pembacokan dan pihak pelaku pembacokan dipisahkan dari penyelidikan kasus penembakan sembilan warga sipil di Mappi. Koalisi menegaskan upaya perdamaian dalam kasus pembacokan itu tidak menghapuskan dugaan peristiwa pidana dalam penembakan sembilan warga sipil Mappi.
Koalisi mendesak proses hukum terkait sejumlah peristiwa yang terjadi pada 14 Desember 2022 harus dilakukan secara profesional, demi memastikan hukum yang adil bagi pelaku. Bantuan itu juga harus dipastikan mencegah praktik impunitas dalam insiden penembakan warga sipil di Mappi.
Koalisi berharap setiap bantuan yang diberikan kepada para korban penembakan dipandang sebagai bantuan untuk memudahkan akses transportasi, pendampingan keluarga korban, serta biaya makan, minum, dan akomodasi para korban selama proses penyembuhan, karena pelayanan kesehatan yang mampu menangani korban penembakan terletak jauh dari tempat tinggal korban. “Sehingga bantuan tersebut bukan sebagai strategi untuk membungkam pihak korban penembakan yang menuntut keadilan” kata Helmi.
Jubi sudah berusaha menghubungi Kepala Bidang Humas Polda Papua, Ahmad Mustofa Kamal melalui layanan pesan WhatsApp pada Jumat untuk meminta tanggapan atas hasil investigasi Koalisi Penegak Hukum dan HAM Papua. Akan tetapi, hingga berita ini dipublikasikan, permintaan konfirmasi Jubi belum ditanggapi.
Berikut kronologi peristiwa 14 Desember 2022 versi Koalisi Penegak Hukum dan HAM Papua yang diumumkan pada 23 Desember 2022:
A. Peristiwa pertama (Penganiayaan/Pembacokan Terhadap Martinus) pada sekitar pukul 16.00 WIT
- Bahwa awalnya ada dua orang warga sipil dari distrik Menyamur atas nama Martinus Base Kamagai dan Melkior Kamagai berjalan kaki di dekat Simpang Emete dengan tujuan ke Kaman, untuk bertemu dengan paman Melkior;
- Bahwa dalam perjalanan mereka diikuti oleh sekitar lima orang pemuda dalam kondisi mabuk dan membawa parang. Selanjutnya, Mereka mengadang Martinus dan Melkior sambil bertanya,
“kamu dari mana?”. Martinus menjawab bahwa ia dari Menyamur. Melkior sempat berbisik kepada Martinus agar segera lari, namun tiba-tiba salah satu pemuda yang mabuk menghujamkan parang ke kepala Martinus. Melihat kejadian itu, Melkior lari ke arah simpang Kamaan sambil menelpon Pak Guru David Tame Sirmi, salah satu tokoh suku Wiyaghar. Selanjutnya Pak Guru datang dan membawa Martinus Ke RS Mappi; - Bahwa setelah kejadian itu, polisi kemudian datang ke tempat kejadian, namun hanya menangkap satu orang dari kelompok orang mabuk, karena yang lainnya sudah lari masuk ke jalan Simpang Emete. Polisi kemudian memasukannya ke dalam mobil patroli polisi;
- Bahwa menanggapi persoalan di atas, sekelompok masyarakat dari Distrik Menyamur yang berjumlah sekitar 40-50 orang datang dan meminta aparat mengeluarkan orang yang ditangkap. Karena orang yang ditangkap tetap berada di dalam mobil, mereka sempat merusak mobil patroli, sebelum akhirnya meninggalkan Simpang Emete.
B. Peristiwa kedua (Penembakan Terhadap Masyarakat Sipil) sekitar pukul 18.00 WIT.
- Bahwa semua peristiwa protes sekelompok korban yakni masyarakat Menyamur atau Suku Wiyaghar berakhir, mereka kemudian balik/pulang. Ada sebagian masyarakat Menyamur yang pergi ke arah pasar, dan sebagian dari mereka sempat jalan sampai ke Tanjung Kopi, dan mendengar ada suara tembakan dari arah Polres Mappi;
- Bahwa pada saat di Pasar, Kepala Kampung Kabe mendatangi masyarakat Menyamur dan meminta agar mereka membubarkan diri. Kepala kampung itu memberikan uang kepada mereka untuk membeli gula, kopi, dan kue untuk mereka makan di rumah Pak Guru. Selanjutnya sekelompok masyarakat Suku Wiyaghar dari arah pasar berjalan menuju Simpang bambu, tempat kediaman Pak Guru.
- Bahwa sebelum sampai di Simpang Bambu, di ujung SMK 1 bertepatan dengan kantor KPA yang digunakan TNI dan dikenal warga setempat sebagai “Pos Kopasus” terdengar suara tembakan ke atas setidaknya sebanyak dua kali. Massa yang pulang menuju rumah pak pak Guru kaget kenapa ada provokasi suara tembakan. Sebagian dari mereka melempar pagar Kantor KPA yang terbuat dari seng;
- Bahwa dalam waktu yang hampir bersamaan, dalam keadaan gelap masyarakat melihat ada sinar laser kemudian lampu mobil polisi yang disorotkan ke arah mereka dari arah depan gerbang SMK Negeri 1. Setelah itu, terdengar bunyi tembakan beberapa kali yang diarahkan kepada masyarakat, sehingga ada beberapa masyarakat yang menjadi korban penembakan;
- Bahwa akibat penembakan itu setidaknya ada 9 orang masyarakat Menyamur menjadi korban penembakan (data korban terlampir) sehingga korban penembakan kemudian dilarikan ke Puskesmas Mappi dan selanjutnya dirujuk ke RS Mappi di Kilo 5
C. Peristiwa Meninggalnya Korban Penembakan pada 17 Desember 2022
- Bahwa setelah sembilan orang korban penembakan yang mendapatkan perawatan di RS Mappi, pada perkembangannya lima diantaranya pulang lebih dulu kemudian 4 berikutnya direncanakan menyusul di tanggal 17 Desember 2022.
- Bahwa pada tanggal 17 Desember 2022, Tim Penasehat Hukum dari Jayapura tiba di Mappi. Setelah tiba, pada sekitar pukul 12.30 WIT Tim PH berkunjung ke RS Mappi dan bertemu dengan empat korban yang masih dirawat termasuk Moses Erro. Setelah Tim PH meninggalkan RS Mappi untuk kembali mengumpulkan data dan fakta, Tim PH mendapatkan info bahwa ada setidaknya lima aparat kepolisian menemui korban penembakan di RS Mappi.
- Bahwa setelah aparat kepolisian pulang, Moses Erro sempat berdiri berusaha turun dari tempat tidur, namun jatuh dan tidak sadarkan diri. Saat itu perawat dan dokter tidak ada. Tim PH kemudian ke ruang perawat, perawat sampaikan bahwa mau mendekat ke pasien namun takut dengan keluarga pasien. Saat itu beberapa keluarga korban mulai marah dan kecewa dengan penanganan medis terhadap korban. Kemudian perawat didampingi Tim PH melakukan penanganan darurat kepada korban. PH juga sempat meminta agar perawat tidak diganggu untuk melakukan tindakan ke pasien.
- Bahwa tindakan penanganan darurat dilakukan seperti mengukur denyut nadi, oksigen dan tekanan darah. Kemudian meminta izin untuk memasang oksigen ke korban. Sekitar pukul 15.00 WIT Pasien sudah tidak tertolong. Selanjutnya sekitar 30 menit setelah itu barulah dokter datang dikawal oleh polisi. Aparat polisi dan TNI kemudian berdatangan lagi.
- Bahwa setelah korban meninggal, selanjutnya diberangkatkan ke rumah duka pada sekitar pukul 18.30 WIT.
- Tanggal 18 Desember 2022 jenazah diberangkatkan ke kampung halamannya di Kayagai, Distrik Menyamur, melalui dermaga Agam dengan 3 menggunakan ketinting (motor laut ukuran kecil) selama kurang lebih 2,5 jam perjalanan, dan dikuburkan pada tanggal 19 Desember 2022. (*)