Jayapura, Jubi – Komite Nasional Papua Barat atau KNPB Dogiyai membantah dugaan polisi bahwa pembakaran sejumlah kios dan rumah warga di Kabupaten Dogiyai pada Minggu malam hingga Senin (23/5/2022) dini hari dilakukan oleh warga. KNPB Dogiyai justru menduga ada keterlibatan aparat keamanan dalam insiden itu, karena Sekretariat KNPB Dogiyai turut terbakar pada Senin dini hari.
Sedikitnya 20 kios dan rumah tempat tinggal warga di Moanemani, ibu kota Kabupaten Dogiyai, dan kawasan di sekitarnya dibakar orang yang belum diketahui identitasnya pada Minggu malam hingga Senin dini hari. Pembakaran itu menyebabkan sejumlah kios di Moanemani dan Idakebo ludes dilalap api.
Pembakaran itu juga menghanguskan rumah Ketua Dewan Paroki Ikebo. Selain itu, rumah adat Emaa Owaa milik Dewan Adat Wilayah Dogiyai pun ludes terbakar.
Ketua KNPB Dogiyai, Saugas Goo menyatakan rentetan pembakaran pada Senin dini hari juga menghanguskan tiga petak rumah indekos milik warga serta Sekretariat KNPB Dogiyai di Jalan Puskesmas – Kotopa. Ia pun membantah dugaan polisi bahwa pembakaran itu dilakukan oleh masyarakat asli Dogiyai.
“Kios milik orang non Papua di Moanemani dan Ikebo sudah terbakar pada pukul 03.30 WP, termasuk rumah Ketua Dewan Paroki Ikebo, [dan] Emaa Owaa Milik Dewan Adat Wilayah Dogiyai. Setelah itu, sekitar pukul 03.35 WP, indekos tiga petak di dekat Sekertariat KNPB, milik warga di Dogiyai, juga dibakar, lalu Sekretariat KNPB Dogiyai juga dibakar,” kata Goo saat dihubungi Jubi melalui panggilan telepon pada Senin.
Goo menyatakan ada saksi mata yang melihat orang yang diduga aparat keamanan membakar indekos dan Sekretariat KNPB Dogiyai. “Mereka mengeluarkan tembakan agar warga tidak keluar rumah. Tapi saat itu ada saksi yang melihat kalau pembakaran Sekretariat KNPB itu dilakukan oleh mereka,” katanya.
Pembakaran kios dan rumah warga di Moanemani pada Minggu malam dan Senin dini hari itu merupakan lanjutan dari rentetan pembakaran kios dan rumah di Kabupaten Dogiyai yang mulai terjadi sejak awal Mei. Sekretaris Dewan Adat Papua Wilayah Dogiyai, Piet Nomouyebi Yobee mengatakan sejumlah enam unit kios dan satu apotek di Kampung Ikebo, Distrik Kamu, terbakar pada 3 Mei 2022 dini hari.
Pada 7 Mei 2022, sembilan kios di Pasar Bomonani di Distrik Mapia, juga terbakar. “Kebakaran kembali terjadi pada 9 Mei 2022, kios pedagang di Kamu Utara terbakar. Pada 19 Mei 2022, deretan rumah milik warga non Papua di Kampung Ekemanida, Distrik Kamu terbakar,” kata Yobee saat dihubungi Jubi melalui panggilan telepon pada Senin.
Yobee membenarkan pembakaran pada Minggu malam dan Senin dini hari menghanguskan rumah adat Emaa Owaa milik Dewan Adat Wilayah Dogiyai. “Kios milik orang non Papua di Moanemani dan di Ikebo, pembakaran 3 petak rumah indekos dekat Sekretariat KNPB, termasuk rumah Ketua Dewan Paroki di Ikebo, dan Emaa Owaa milik Dewan Adat Wilayah Dogiyai. [Kami menduga itu] permainan aparat keamanan,” katanya.
Pada Senin, Kantor Berita Antara melansir keterangan Kapolres Dogiyai, Kompol Bambang Suranggono yang menyatakan pihaknya belum bisa memastikan pelaku pembakaran di Dogiyai pada Minggu dan Senin dini hari. Akan tetapi, Bambang melontarkan dugaan bahwa pembakaran dilakukan oleh masyarakat asli Dogiyai dan sekitarnya.
“Belum dipastikan, karena mereka sudah bergabung, yang awalnya berupaya membakar pasar, namun tidak berhasil, sehingga mengalihkan [sasarannya] ke rumah warga, ” kata Bambang kepada Kantor Berita Antara.
Menurut Bambang, pembakaran pada Minggu malam hingga Senin dini hari itu menghanguskan 20 unit rumah yang berlokasi di kampung Ikebo, Kimipugi dan Ekimanida. “Namun tidak ada korban jiwa,” ungkap Bambang.
Ia menyatakan ada sekitar 100 orang warga, terdiri dari perempuan dan anak-anak, yang telah mengungsi ke pos TNI/Polri di Kabupaten Dogiyai. “Mereka mengungsi ke pos TNI/Polri,” katanya.
KNPB tidak mundur
Goo mengatakan pembakaran Sekretariat KNPB Dogiyai itu tidak akan membuat pihaknya mundur selangkahpun. Pihaknya tetap menolak rencana pembangunan Markas Kepolisian Resor (Polres) Dogiyai, Komando Distrik Militer (Kodim) Dogiyai, dan pembentukan Daerah Otonom Baru.
“KNPB tidak akan terpancing dengan situasi terjadi. Kami tetap eksis. Kami akan kembali mediasi rakyat [untuk] meminta untuk referendum di Papua Barat. Kami komitmen bahwa Mogok Sipiil Nasional harus terjadi di Papua Barat, dimulai dari Kabupaten Dogiyai,” katanya.
Goo mengatakan pihaknya tidak akan menyalahkan siapapun warga sipil, baik Orang Asli Papua maupun warga non Papua.“Sebab, pembakaran itu murni skenario untuk menghancurkan persatuan rakyat Dogiyai yang selama ini solid dalam berbagai aksi yang dimediasi KNPB. Kami menilai aparat juga sedang menyusun skenario untuk menghalangi kinerja KNPB menuju Mogok Sipil Nasional di Papua,” katanya.
Goo menyatakan pihanya tetap menuntut pencabutan Otonomi Khusus Papua, dan menuntut digelarnya referendum bagi Papua. “Kami rakyat Dogiyai sudah meminta dalam unjuk rasa beberapa kali terkait aspirasi penolakan pemekaran Papua dan pembentukan Daerah Otonom Baru, kami minta pencabutan Otsus Papua, dan segera gelar referendum,”katanya. (*)
Discussion about this post