Jayapura, Jubi – Ketua Sinode Kingmi Papua, Tilas Mom membenarkan bahwa Leris Murib yang meninggal tertembak dalam kontak tembak di Lapangan Trikora, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, pada Jumat (27/5/2022) adalah anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB. Tilas Mom juga menyatakan bahwa warga yang jenazahnya ditemukan di Lapangan Trikora pada Minggu (29/5/2022), Amiau Labene adalah warga sipil.
Hal itu dinyatakan Tilas Mom saat dihubungi Jubi melalui panggilan telepon pada Kamis (2/6/2022). Hal itu disampaikan Mom setelah Kepolisian Daerah (Polda) Papua menyatakan Leris Murib (dinyatakan Polda Papua bernama Lerinus Murib) terlibat dalam lima aksi kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata TPNPB di Puncak.
“Saat kejadian saya berada di Lapangan Trikora, [sedang mengikuti] kegiatan Konferensi Klasis Kingmi di Ilaga. [Pasukan] Brimob masuk ke tempat kegiatan. Mungkin saat itu TPNPB sedang berjaga jaga. Brimob masuk, TPNPB mengeluarkan tembakan ke arah polisi yang masuk. Masyarakat kocar-kacir,” kata Mom.
Mom menuturkan Brimob segera membalas tembakan dan menyerang TPNPB, dan Leris Murib meninggal karena tertembak. Baku tembak itu juga Aimau Labene (dinyatakan Polda Papua bernama Yakianus)yang tengah berlari menyelamatkan diri bersama masyarakat yang kocar-kacir menyelamatkan diri.
Mom menegaskan bahwa Aimau Labene adalah warga sipil dan bukan anggota TPNPB. “Labene saat itu mau menghindar namun dia terkena tembakan [baku tembak antara] aparat kemanan dan TPNPB, lalu meninggal dunia,” katanya.
Mom menyatakan kematian Leris Murib dan Aimau Labene menambah panjang daftar korban meninggal dunia dalam konflik Papua yang terjadi di berbagai wilayah di Papua. Mom menyebut kekerasan terlalu sering terjadi, membuat ribuan warga hidup dalam pengungsian dan menghadapi banyak masalah, sehingga kematian korban konflik bersenjata dianggap biasa.
“Pandangan itu tidak hanya dari masyaraķat di Puncak. Saya kunjungi Intan Jaya, [situasinya] juga sama. Mereka seakan-akan sudah kebal dengan bunyi tembakan dan lain sebagainya. Hal itu bisa merugikan generasi Papua ke depan,” katanya.
Salah seorang kerabat Amiau Labene, Esok Magi mengatakan keluarga baru bisa mengevakuasi jenazah Amiau Labene pada Minggu. “Orang orang tua datang angkat dia dan bawa ke Kampung Hilamber di Distrik Ilaga, Puncak, untuk diperabukan secara tradisi orang Lanny,” katanya. (*)
Discussion about this post