Enarotali, Jubi – Peristiwa kebakaran di Dogiyai sejak Selasa (3/5/2022) dini hari, yang mengakibatkan enam unit bangunan kios dan satu apotek ludes terbakar di Kampung Ikebo, Distrik Kamuu, mengundang pertanyaan sejumlah pihak.
Kebakaran kembali terjadi pada Sabtu (7/5/2022 ) dini hari, berlokasi di Pasar Bomomani, Distrik Mapia, yang menghanguskan sembilan kios. Selanjutnya, kebakaran menimpa kios pedagang di Idakebo, Kamuu Utara, pada Senin (9/5/2022) dini hari. Pada Kamis (19/5/2022), kebakaran terjadi lagi dan menghanguskan deretan rumah milik warga pendatang di Kampung Ekemanida, Distrik Kamuu.
Pada Minggu (22/5/2022) malam, kebakaran kembali menimpa rumah milik warga di samping Polsek Kamuu, Sekretariat KNPB Wilayah Dogiyai, deretan kios di kompleks Puskesmas Mowanemani, samping Gereja Ebenezer Mowanemani, rumah adat ‘Emaawa’ milik warga Kotopa, dan sederetan kios di Kampung Ikebo, persimpangan jalan menuju Kamuu Selatan.
Pemerhati kemanusiaan yang juga aktif di Tim Pastoral Gereja Katolik Dekenat Kamuu-Mapia di Dogiyai, Gaamoye Egeedy, turut mempertanyakan sejumlah peristiwa kebakaran tersebut. Menurutnya, karena pelaku belum diketahui maka diharapkan setiap orang tidak saling menuding.
“Saling menuduh mengundang permasalahan menjadi pelik dan lebih rumit untuk diselesaikan. Di satu sisi kebenaran bisa dibolak-balik faktanya. Semua pihak harus mencari kebenaran,” katanya, kepada Jubi melalui telepon selulernya, Senin (23/5/2022).
Untuk mengatasi kekerasan kemanusiaan berkedok kebakaran, maka kondisi Dogiyai saat ini perlu dieliminasi oleh semua pihak yakni orang asli Dogiyai maupun pendatang, TNI, Polri, dan semua lapisan masyarakat.
“Saling menuduh antara satu pihak dan pihak lain merupakan fitnah, atau menjatuhkan wibawa setiap pribadi manusia. Saling menuduh tidak pantas, sekaligus tidak masuk akal. Misalnya mengatakan KKB, diduga orang Dogiyai, atau TNI dan Polri, hal itu tidak jelas,” katanya.
Ia menyarankan, semua berpartisipasi untuk mencari jalan keluar, dan bagaimana agar kebakaran tidak terjadi lagi.
“Kumpulkan semua pihak untuk membicarakan hal ini tanpa saling menuduh. Demi menjaga kedamaian dan kenyamanan hidup bersama. Lalu semua komponen masyarakat, TNI, Polri, KNPB, kaum intelektual, pegawai ASN, dan pegawai swasta harus berpartisipasi dalam mengatasi situasi ini, sekaligus mengantisipasi agar tidak ada korban nyawa maupun harta benda,” katanya.
Koordinator Solidaritas Rakyat Papua (SRP) di Dogiyai, Goo Benny menegaskan situasi kebakaran Dogiyai tidak bisa secara persis menunjuk pelaku, sebab kejadian ini belum jelas siapa pelakunya.
Hal yang terpenting, kata dia, perlu menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dengan berjuang bersama menciptakan situasi kondusif, aman, dan damai.
“Menjunjung tinggi nilai kehidupan merupakan dambaan semua pihak baik orang asli maupun pendatang, baik TNI dan Polri, maupun pegawai ASN dan swasta, atau kaum terdidik maupun masyarakat biasa,” ujarnya. (*)
Discussion about this post