Jayapura, Jubi – Gubernur Papua, Lukas Enembe membutuhkan pendampingan ahli gizi untuk memantau konsumsi makanan. Pantauan ahli gizi itu dibutuhkan karena tekanan darah Gubernur Papua tidak stabil.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Gubernur Papua, Muhammad Rifai Darus di Kota Jayapura, Senin (31/10/2022). Menurut Rifai, hasil pemeriksaan tim dokter Singapura dan tim dokter pribadi menunjukkan Lukas Enembe harus menjalani fisioterapi untuk memulihkan diri dari empat kali serangan stroke. Perkembangan kesehatan Enembe juga harus dipantau dengan alat MRI.
Kondisi kesehatan ginjal Enembe juga harus dipantau dengan pemeriksaan darah secara berkala. Sementara penyakit jantungnya membutuhkan observasi lebih lanjut, dengan tetap meminum obat yang telah diresepkan.
Rifai menyatakan berterima kasih kepada pemerintah yang memberikan ruang dan waktu bagi Gubernur Papua untuk memulihkan diri dari sakit. “Gubernur berterima kasih kepada Negara yang sejauh ini masih memberikan ruang yang cukup untuk dirinya fokus pada pemulihan kesehatan,” ujar Rifai.
Terkait proses penyidikan dugaan penerimaan gratifikasi senilai Rp1 miliar oleh Gubernur Papua, Rifai Darus menyatakan Gubernur menaruh hormat kepada Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang telah menyatakan bahwa pemulihan kesehatan Enembe diutamakan, mengingat bakti Enembe selama menjabat sebagai Gubernur.
“Maka dari itu, Gubernur Lukas Enembe sangat terbuka dalam menerima kedatangan tim dokter dari Ikatan Dokter Indonesia dan dokter KPK yang rencananya akan hadir di Papua dalam waktu dekat,” ujarnya.
Rifai menyatakan meskipun tengah sakit, Gubernur Papua tetap memantau langsung roda pemerintahan Pemerintah Provinsi Papua. “Gubernur masih melakukan kewajibannya sebagai kepala daerah, dengan mengoptimalkan sistem koordinasi bersama Sekretaris Daerah Provinsi Papua, para asisten Sekretariat Daerah Provinsi Papua, dan seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah,” katanya. (*)