Jayapura, Jubi – Ketua Dewan Adat Papua versi Konggres Luar Biasa, Dominikus Surabut mengimbau generasi muda Papua untuk belajar tentang adat istiadat, budaya, dan asal-usul leluhurnya masing-masing. Dengan demikian, generasi muda dapat membuka diri terhadap modernitas tanpa menjadi lupa diri.
“Pembelajaran tentang adat istiadat, budaya, dan asal-usul leluhurnya masing masing itu penting, agar mereka mewarisi dan mempertahankan nilai kehidupan yang ada di suku masing masing. Bahkan pada era yang serba modern” kata Surabut saat dihubungi Jubi melalui panggiltan telepon pada Rabu (13/7/2022).
Ia mengatakan jika generasi muda Papua harus mampu bersaing dalam dunia modern dan memasuki pergaulan global tanpa mengabaikan nilai, budaya, dan adat istiadat mereka. “Selain itu, kami secara tidak langsung mewariskan kehidupan, harapan, cita-cita orang tua, dengan cara belajar dan mempertahankan budaya [serta] adat istiadat,” katanya.
Surabut ingin setiap generasi muda Papua membuka diri terhadap modernisasi, namun tidak lupa diri. “Kalau ko berasal dari honai, cara kehidupan dalam honai yang baik harus dibawa. [Cara kehidupan] yang tidak baik ditinggalkan. Begitu juga dengan yang berasal dari hobong, atau nduni, yameeowa, dan sebagainya,” kata Surabut.
Ia menyatakan tugasnya hanya mengingatkan setiap orang Papua untuk berpegang kepada adat istiadat, budaya, dan tahu asal-usul leluhurnya. “Kalau saya tidak mengingatkan, artinya saya malas tahu dengan nasib masa depan pemuda sebagai pewaris marga, suku, dan bangsa Papua,” kata Surabut.
Aktivis Asosiasi Masyarakat Adat Papua, Yosep Adii mengatakan pemuda Papua itu agen perubahan, khususnya dalam menerima arus modernisasi. “Kami sering bertemu dengan pemuda Papua, membicarakan tentang hal itu,” kata Adii.
Adii berharap para orang tua pun mau membimbing generasi muda Papua untuk mengetahui jati diri mereka. “Medorong pemuda tahu adat itu perlu. Tanpa orang tua, pemuda bukan siapa-siapa,” katanya. (*)
Discussion about this post