Jayapura, Jubi – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Kabupaten Dogiyai, Simon Petrus Pekey menyayangkan pernyataan sejumlah penjabat jajaran Kepolisian Daerah atau Polda Papua yang menuduh masyarakat asli Dogiyai sebagai pelaku pembakaran rumah dan kios di Kabupaten Dogiyai. Tuduhan itu dianggap terlalu dini, karena pelaku pembakaran belum ditemukan.
“Polda Papua dan jajarannya jangan menuding masyarakat sebagai dalang dibalik kebakaran misterius. Sebelum mengungkapkan siapa pelaku sesungguhnya, polisi jangan asal tuduh kepada masyarakat. Polisi sebagai institusi resmi harus melakukan investigasi mendalam terkait siapa dalang dibalik kebakaran misterius di Kabupaten Dogiyai,” kata Simon Petrus Pekey saat dihubungi melalui panggilan telepon pada Rabu (25/5/2022).
Pekey mengatakan polisi seharusnya melindungi dan mengayomi semua warga, termasuk masyarakat asli di Kabupaten Dogiyai. Pekey menilai polisi terkesan mengabaikan aspirasi masyarakat yang menolak pembentukan Kepolisian Resor (Polres) Dogiyai, lalu menuduh masyarakat asli Dogiyai sebagai pelaku rentetan pembakaran yang terjadi di Dogiyai sejak awal Mei 2022.
“Saya juga menilai polisi seolah-olah memaksakan Polres Dogiyai harus hadir. Sementara di Dogiyai baru ada dua Kepolisian Sektor atau Polsek. Syarat berdirinya Polres, ada empat polsek. Secara aturan, [Polda Papua] belum memenuhi [syarat pendirian Polres Dogiyai],” katanya.
Pekey mengingatkan bahwa masyarakat juga telah menyampaikan dengan terang bahwa mereka tidak akan memberikan sebidang tanah pun untuk membangun markas Polres. “Tapi dengan sikap Polda Papua, kami melihat bahwa Polda terkesan memaksa dan mengabaikan aspirasi masyarakat. Polda tetap ngotot memaksa agar Polres Dogiai dibentuk. Sebagai institusi negara yang bertugas untuk mengamankan masyarakat, seharusnya [Polda Papua] menerima aspirasi, menelaah, mengkaji, lalu mengambil kebijakan,” katanya.
Pekey mendesak Pemerintah Kabupaten Dogiyai segera menyikapi situasi yang dialami masyarakat Dogiyai, termasuk aspiras masyarakat yang menolak pembentukan Polres Dogiyai. “Pemerintah Kabupaten Dogiyai jangan diam. Saat ini DPRD Dogiyai sedang menindaklanjuti aspirasi masyarakat,” kata Pekey.
Pekey meminta kepolisian untuk tidak memihak dan tidak membuat kebijakan secara sepihak. Ia menegaskan polisi harus netral dan mengungkapkan siapa pelaku pembakaran rumah dan kios yang terjadi secara berentetan di Kabupaten Dogiyai.
“Untuk mengungkapkan kasus itu, polisi tidak boleh melakukan investigasi secara sendiri atau diam-diam. Polisi harus melibatkan pihak-pihak terkait, misalnya DPRD, aktivis, pemerintah. [Polisi harus] mengungkapkan secara jujur dan terbuka kepada warga di Dogiyai dan publik yang hari ini sedang mengikuti perkembangan di Kabupaten Dogiyai,” katanya.
Pada Senin, Kantor Berita Antara melansir keterangan Kapolres Dogiyai, Kompol Bambang Suranggono yang menyatakan pihaknya belum bisa memastikan pelaku pembakaran di Dogiyai pada Minggu dan Senin dini hari. Akan tetapi, Bambang melontarkan dugaan bahwa pembakaran dilakukan oleh masyarakat asli Dogiyai dan sekitarnya.
“Belum dipastikan, karena mereka sudah bergabung, yang awalnya berupaya membakar pasar, namun tidak berhasil, sehingga mengalihkan [sasarannya] ke rumah warga, ” kata Bambang kepada Kantor Berita Antara.
Secara terpisah, Kepala Polda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri di Kota Jayapura mengatakan pihaknya akan mendalami pembakaran rumah dan kios di Kabupaten Dogiyai yang dilakukan sekelompok orang yang belum diketahui identitasnya pada Minggu (22/5/2022) malam. Polda Papua juga mengirimkan tambahan pasukan ke Dogiyai.
“Saya sudah minta segera cari akar persoalan, kenapa bisa terjadi pembakaran selama dua hari berturut-turut. Semoga sudah ada laporan awal, tapi saya minta dalami lagi,” kata Fakhiri.
Fakhiri menyatakan pihaknya mengirim 1 peleton bantuan personel dari Kabupaten Nabire ke Dogiyai, guna melakukan pengamanan di sana. Pada Selasa (24/5/2022) besok, Polda Papua juga akan mengirim 1 peleton pasukan Brimob dari Timika ke Dogiyai, guna melakukan langkah-langkah tegas. (*)
Discussion about this post