Manokwari, Jubi- Bupati Manokwari , Hermus Indou meninjau lokasi kebakaran Pasar Wosi pada Jumat (13/5/2022). Ia juga mengelilingi pasar tersebut sembari memberi peringatan bagi para pedagang soal penertiban bangunan kumuh.
Di sela tinjauan tersebut, seorang mama pedagang asli Papua menghampiri orang nomor satu di Manokwari itu. Martha Ullo (30) namanya. Dia mengeluhkan soal kesenjangan para Pedagang Asli Papua dan Non Papua di Pasar Wosi.
“Bapak Bupati kitorang ingin dipisahkan dari pedagang lain, bapak lihat sendiri kondisi kami berjualan di bawah, sedangkan pedagang lain berjualan di lapak yang tersedia” kata Mama Papua, Seorang pedagang sayur mayur di Pasar Wosi kala Bupati berteduh di sudut salah satu toko setelah berkeliling Pasar Jumat (13/5/2022).
Ia terus menyampaikan keluhannya, di tengah Bupati Hermus Indou dikerumuni para staf dan asisten.
“Mereka kasih turun harga, kita jual sayur Rp.5000 mereka Jual Rp.3000. Mereka jual matikan kitorang punya, akhirnya kitorang punya jualan tidak laku” tuturnya.
Dia mengaku kondisi itu sudah berlangsung cukup lama. Sejak ia berjualan di Pasar Wosi, 2019 silam.
Tidak hanya itu, Mama Papua tersebut lalu mengeluh harga barang di pasar yang begitu mahal. “Barang-barang di dalam itu semua sudah mahal, baru kitorang punya jualan tra laku” ucapnya.
Bupati Hermus menyebut akan ada keseragaman harga di Pasar “Ditetapkan untuk kangkung kah sayur apa, tidak ada yang tinggi tidak ada yang rendah” timpal Bupati menanggapi keluhan pedagang itu.
“Yang jual tidak sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh Pemerintah, dikasih sanksi” ucapnya menegaskan.
Ditanya Jubi soal pembangunan Pasar Mama Papua, Hermus mengatakan hal itu butuh kajian ” Untuk memisahkan orang Papua dengan orang lain itu tidak semudah membalik telapak tangan” katanya.
Ia mengakui Pasar Mama Papua yang telah dibangun oleh bupati pendahulunya, almarhum Demas Paulus Mandacan, hingga saat ini tidak berfungsi. “Lihat pasar Sanggeng itu, ketika dibangun kembali pasar itu tidak berfungsi” ucapnya
“Maka harus ada penyatuan, ndak boleh pisahkan mama-mama Papua dengan Pedagang yang lain, semua ada di situ tapi yang kita atur adalah harga. Kalau harga itu sama ya sama, jangan ada yang tinggi ada yang rendah, begitu” katanya
Sekretaris Dinas Perindakop Manokwari, Herman Y Rona mengatakan, soal pengendalian harga di Pasar Wosi akan dilakukan setelah pemerintah membangun pasar darurat untuk para korban kebakaran. “Setelah pasar darurat dibangun itu, mungkin prioritas kami untuk melakukan pengendalian harga” ujar Herman.(*)
Discussion about this post