Jayapura, Jubi – Poster gelap yang muat nama foto Ketua Komite Nasional Papua Barat atau KNPB Dogiyai, Saugas Goo beredar dan ditempelkan di sejumlah tempat umum di Kabupaten Dogiyai dan Kabupaten Deiyai. Poster tidak menyebutkan nama orang atau lembaga pembuatnya itu memuat tulisan “DPO Dalang Pembakaran di Dogiyai” pada foto Saugas Goo. Informasi dalam poster gelap itu ternyata kabar bohong atau hoaks.
Sejumlah sumber yang dihubungi Jubi menyatakan poster itu antara lain ditempelkan di Pasar Moanemani, Dogiyai. Poster itu ditempelkan di dinding kios, baik di dalam maupun di bagian luar pasar. Poster gelap itu juga ditemukan tertempl di tiang listrik pinggir jalan besar menuju Kampung Ekemanida, dan deretan ruko disebelah utara Pasar Moanemani, dan depan Kantor Bupati Dogiyai.
Poster gelap itu juga beredar di Pasar Waghete, Deiyai. Poster itu ditempelkan di dinding sejumlah kios, beberapa lainnya ditempelkan di sejumlah tiang listrik. Poster itu juga ditemukan di depan Kantor Bupati Deiyai.
Sejumlah warganet mengunggah foto poster gelap itu ke media sosial, dan poster gelap itu ramai menjadi perbincangan di sana. Ketua KNPB Dogiyai, Saugas Goo mengaku justru baru mengetahui keberadaan poster gelap yang memuat foto dirinya itu dari perbincangan di media sosial.
“Saya tidak tahu siapa yang tempel poster gelap tersebut. Saya juga kaget ketika dapat lihat foto [saya] dipublikasi di Facebook, ramai dibahas oleh netizen,” kata Goo saat dihubungi Jubi melalui panggilan telepon pada Jumat.
Goo mengaku bingung dengan beredarnya poster gelap itu. Apalagi poster gelap itu menggiring opini publik bahwa dirinya adalah dalang pembakaran di Dogiyai. “Kami KNPB juga jadi korban, kantor kami juga dibakar. Kenapa saya dinyatakan sebagai DPO? Menurut saya, mereka sedang mendiskreditkan perjuangan suci yang didorong oleh KNPB,” kata Goo.
Goo mengatakan rakyat Dogiyai dan semua pihak harus memberikan kesempatan bagi penyidik untuk mengungkap pelaku rentetan pembakaran kios dan rumah warga yang terjadi di Dogiyai sejak awal Mei 2022. “KNPB menegaskan bahwa siapapun pelaku dan otak di balik semua kejadian kebakaran itu, harus diungkap sejujur-jujurnya. Polisi juga harus mengungkap otak di balik pembakaran itu, harus diungkap kepada publik,” ujar Goo.
Goo mengatakan rentetan pembakaran rumah dan kios warga itu merugikan rakyat kecil, dan pelakunya harus dihukum sesuai aturan hukum. Ia mengajak semua warga Dogiyai, baik masyarakat asli Dogiyai maupun warga non-Papua untuk tetap tenang dan tidak terpancing. “Kami mengimbau semua warga Dogiyai, warga Dogiyai itu pintar, jangan terpancing dengan poster yang disebarkan pihak yang ingin Dogiyai kacau,” kata Goo.
Goo juga mengimbau masyarakat asli Dogiyai harus menahan diri dan tidak terpancing. “Kita diam karena kita tidak bersalah. Mereka [yang melakukan pembakaran] akan dipermalukan dengan sikap tenang dan diam kita. Kita menonton permainan mereka saja, sambil bekerja di tempat kita masing-masing, bekerja di kebun, buka lahan baru, siapkan energi untuk mempersiapkan agenda nasional kita,” ujar Goo.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Dogiyai, Elias Anou menyatakan pihaknya belum bisa menyimpulkan siapa yang menjadi pelaku pembakaran. Anou menyatakan DPRD Dogiyai masih menunggu polisi bekerja.
“Polisi belum umumkan pelakunya, dan kami masih menunggu investigasinya. Saya belum tahu apakah [rentetan pembakaran di Dogiyai] itu strategi untuk membangun Kepolisian Resor dan Komando Distrik Militer Dogiyai, atau murni perkara kriminal,” ujar Anou.
Anou menyatakan aspirasi masyarakat Dogiyai sudah jelas, bahwa mereka menolak pembangunan Markas Kepolisian Resor (Polres) Dogiyai maupun Komando Distrik Militer (Kodim) Dogiyai. Menurutnya, masyarakat Dogiyai bahkan sudah delapan kali berdemonstrasi untuk menolak Polres dan Kodim Dogiyai.
“Kebakaran itu juga sudah 3 kali terjadi. Kalau mau bilang masyarakat yang membakar, tapi tidak ada pelakunya. Jadi, kami pikir, ‘apakah itu setting untuk tetap menghadirkan Polres dan Kodim?’ [Apakah] dengan pembakaran akhirnya muncul pendapat bahwa situasi di Dogiyai memang tidak aman, jadi sesegera mungkin bangun Polres? Masyarakat sudah berfikir ke arah sana,” kata Elias Anou.
Secara terpisah, Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal saat dikonfirmasi di Kota Jayapura pada Jumat mengatakan hasil investigasi kasus kebakaran di Dogiyai belum ada. Menurutnya, hingga saat ini tim Polda Papua masih berada di Dogiyai. “Nanti tim pulang baru akan dilaporkan ke Kapolda,” kata Kamal.
Ketika dikonfirmasi tentang beredarnya poster gelap di Dogiyai dan Deiyai itu, Kamal menyatakan Jubi seharusnya menanyakan masalah tersebut kepada si pembuat poster gelap itu. “Kalau soal poster itu, silahkan tanyakan ke yang buat,” kata Kamal. (*)
Jurnalis Jubi, Alexander Loen, turut berkontribusi dalam pemberitaan ini.
Discussion about this post