Jayapura, Jubi – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Cenderawasih menggelar demonstrasi pada Rabu (13/7/2022) meminta agar rektor segera menghentikan segala bentuk kerjasama dengan pihak aparat keamanan terutama pihak tentara.
Demonstrasi itu digelar pada Rabu, 13 Juli 2022, sejak pukul 8 pagi hingga pukul 11 siang di depan Gapura Universitas Cenderawasih Perumnas 3 Waena. Demonstrasi selama 3 jam itu melibatkan para mahasiswa dari 9 BEM tingkat fakultas di Universitas Cenderawasih.
Ketua BEM Universitas Cenderawasih, Salmon Wandik menyatakan rektor segera menghentikan segala bentuk kerjasama dengan pihak tentara dalam hal ini Komando Resor Militer atau Korem 172/Praja Wira Yakthi yang berada di bawah komando dari Kodam XVII/Cenderawasih. Menurutnya kerjasama ini akan membungkam ruang demokrasi mahasiswa karena nantinya akan ada intervensi dari para aparat keamanan tentara atas kegiatan-kegiatan maupun demonstrasi oleh mahasiswa.
“Kita cukup mengalami tindakan represif hingga mahasiswa berdarah-darah dari kepolisian. Maka cukup sudah kami berhadapan dengan polisi, jangan sampai kami berhadapan dengan tentara lagi,” ujar Wandik kepada Jubi.
Wandik menyatakan selama ini mahasiswa Universitas Cenderawasih sudah sering mendapat intimidasi dari pihak aparat keamanan terutama dari pihak kepolisian. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kepada mahasiswa jika tentara masuk dalam kampus Universitas Cenderawasih.
“Belakangan ini kita (mahasiswa) mengalami pembungkaman dari aparat keamanan,” katanya.
Wandik mengatakan seharusnya tugas TNI itu menjaga wilayah teritorial di daerah perbatasan bukan di dalam kota. Apa lagi menurut Wandik sampai masuk di lingkungan kampus terutama di Universitas Cenderawasih.
“Jangan sampai TNI masuk kampus. TNI tugasnya di daerah pedalaman sana bangun relasi dengan masyarakat bukan dengan mahasiswa,” ujarnya.
Selain itu para mahasiswa juga menuntut agar kampus melakukan pengadaan almamater untuk mahasiswa. Mereka juga meminta PKKMB dilakukan secara luring/offline.
“Berikan kami ruang (PKKMB offline) dan kebebasan untuk kita melakukan pengkaderan, pembinaan, edukasi agar idealis, sikap kritis mahasiswa itu selalu terjaga,” ujara Wandik.