Jayapura, Jubi – Massa aksi yang tergabung dalam Petisi Rakyat Papua tidak sempat menyampaikan aspirasi ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua. Sebelum tiba di rumah wakil rakyat, mereka dihadang oleh pihak kepolisian.
Aksi yang menyerukan penolakan DOB, cabut Otsus dan gelar referendum bagi bangsa Papua itu, diikuti ratusan mahasiswa dan pemuda dari berbagai kampus, dan paguyuban lokal.
Masa aksi disemprot water canon dan ditembaki gas air mata. Penembakan dan penyiraman water canon gas airmata itu dilakukan ada peringatan pihak kepolisian daerah Papua ( Polda Papua) pada pukul 10.15 pagi.
Semua massa aksi tujuan ke DPRP. Namun mereka tidak jadi ke kantor DPRP. Karena dihadang oleh pihak kepolisian baik di Perumnas 3 kampus Uncen atas, dikejar polisi ke arah kampus Waena, Expo, Abe, Kampus Uncen Abe.
View this post on Instagram
Masa aksi di Ekspo Waena,juga turut dibubarkan paksa. Belum ada kabar untuk kembali aksi. Sementara massa aksi di Abe setelah diusir kemudian mereka berkumpul di asrama Nimnim.
Pada pukul 11.42 aparat keamanan masih menduduki lingkaran untuk mengantisipasi masa aksi melakukan aksi susulan. Sementara pihak kepolisian di P3 sudah bergeser sepanjang jalan Abe Sentani.
Dari video amatir berdurasi satu menit yang diperoleh Jubi, di kawasan Mega Waena, terlihat massa aksi yang berbaris rapat, berhadap-hadapan dengan aparat polisi bersenjatakan pentungan dan perisai. Seorang anggota polisi mendekati massa aksi dan meminta mereka untuk bubar.
“ Saya hitung sampai tiga, satu, dua, hajar!,” aparat polisi langsung menghambur mengejar massa aksi. Beberapa demonstran terjatuh. Sejumlah aparat terlihat memukuli dengan pentungan. Belum diketahui apakah ada korban terluka atau ditangkap.
Aksi penolakan DOB-Otsus digelar serentak di banyak kota di Indonesia. Di Kota Jayapura, Ibu Kota Provinsi Papua, aksi digelar di sejumlah titik, antara lain Expo, Mega Waena, Permnas 3 Waena, Lingkaran Abepura, Uncen Abe dan Kamkey. Aksi di banyak titik ini sedianya akan bermuara di kantor DPRP. Namun baru saja hendak bergerak, polisi sudah membubarkan paksa.(*)
Theo Kelen, Yuliana Lantipo dan Victor Mambor turut berkontribusi dalam berita ini.
Discussion about this post