Jayapura, Jubi – Aliansi Jurnalis Independen atau AJI Kota Jayapura menggelar diskusi bertajuk “Perlindungan terhadap Jurnalis dari Kekerasan Fisik dan Digital, Guna Mewujudkan Kebebasan Pers di Papua” di Hotel Grand Abepura, Sabtu (21/5/2022).
Ketua AJI Kota Jayapura, Lucky Ireeuw, mengatakan diskusi ini bagian dari peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia di tengah tantangan digital yang cukup tinggi.
“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi jurnalis. Untuk itu, dalam meliput sebaiknya pers tidak hanya menulis berita perihal konflik saja, sebab masih banyak isu yang menarik di Papua yang perlu diinformasikan ke publik,” ujarnya.
Berbicara soal kekerasan, ujar ia, dalam 10 tahun terakhir, tercatat sekitar 30 kasus kekerasan, ada kekerasan fisik dan kekerasan digital yang dialami pers.
“Namun tidak diselesaikan secara baik, kebanyakan diselesaikan dengan kata minta maaf,” katanya.
Wakil Kepala Pendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Chandra Kurniawan, mengatakan pihaknya sangat mendukung kerja-kerja jurnalis dalam memberikan informasi yang akurat dan berimbang ke masyarakat.
“Semua sudah berkomitmen untuk hal ini,” kata Chandra.
Dirinya mengaku, ke depan pihaknya akan bekerja lebih baik lagi dan meningkatkan sinergitas dengan para awak media di Papua.
“Pada dasarnya kami [Pendam] sangat terbuka untuk wartawan. Jika ada yang perlu dikonfirmasi, silakan dating. Justru dengan datang kami sangat terbantukan,” ujarnya.
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Muhammadiyah Jayapura, Nahria menilai, apa yang dilakukan AJI Jayapura merupakan langkah baik, apalagi kalau berbicara soal kebebasan pers dan perlindungan hukum terhadap pers.
“Ini memang membutuhkan komitmen bersama semua pihak, sebab kebebasan pers bukan hanya milik pers tetapi milik masyarakat sehingga untuk mewujudkan itu semua pihak punya tanggung jawab,” kata Nahria.
Untuk akademisi, ujar ia, pihaknya terus mendorong apa yang bisa dilakukan terhadap mahasiswa dengan memberikan pemahaman apa itu kebebasan pers yang sebenarnya seperti apa.
“Pembekalan sangat penting sebelum mereka [mahasiswa] berkecimpung di dunia jurnalis bisa benar-benar profesional,” tutupnya. (*)
