Jayapura, Jubi- Ketua Pusat Studi Indo Pasifik dari program studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip), Universitas Cenderawasih, Dr Melyana Ratana Pugu mengatakan, pendirian lembaga yang dipimpinnya ini baru berusia satu tahun. Pusat Studi Indo Pasifik di Indonesia hanya ada ada dua di universitas.
Pertama di Universitas Andalas di Padang Sumatera Barat, dan di Universitas Cenderawasih, Kota Jayapura.
“Dua pusat studi ini mulai dari Asia sampai dengan Pasifik karena Universitas Andalas dekat dengan Asia dan Samudera Hindia sedangkan Uncen berada di Pasifik, ”kata Puguh di sela sela Fokus Group Discussion Negara-negara Pasifik : Presiden Indonesia dan Upaya ASEAN oulook on Indo Pasific(AOIP) guna menjadikan kawasan Indo Pasifik sebagai kawasan damai dan sejahtera di Hotel Swissbell Dok II Kota Jayapura, Rabu (29/6/2022).
Dia menambahkan tujuan pendirian Pusat Studi Indo Pasifik di Kampus Uncen Papua ini, ingin melakukan banyak kajian-kajian dan riset, juga dengan teman teman di Pasifik, begitupula dengan peneliti di negara-negara besar seperti Kanada, Amerika Serikat dan Tiongkok. Tentunya di negara Pasifik termasuk Australia dan Selandia Baru,”katanya.
Dia mengatakan kalau berbicara Indo Pasifik, berarti bukan hanya bicara kawasan negara negara di Pasifik saja, melainkan juga bagian atas Sumatera, sampai ke wilayah Papua dan Papua Barat.
“Kajian kajian antara wilayah Indo Pasifik ini akan memberikan manfaat dan masukan bagi pertumbuhan ekonomi atau pembangunan di masing masing kawasan,”kata dosen Hubungan Internasional Fisip Uncen ini.
Menurut Pugu riset atau penelitian Pusat Studi Indo Pasifik adalah pada 2021 turun melakukan riset dan pengkajian tentang repatriate atau repatriasi warga Papua di sepanjang perbatasan Republik Indonesia dan Papua New Guinea, mulai dari Kabupaten dan Kota Jayapura, Keerom, Pegunungan Bintang, Kabupaten Boven Dogoel dan Kabupaten Merauke.
“ Kita akan melaunching hasil kajian itu dalam bentuk buku setelah akhir diskusi nanti,”katanya.
Kepala Pusat Studi Indo Pasifik Uncen ini juga menegaskan, pihaknya siap jadi lokomotif penyedia data dan informasi kajian kawasan Pasifik bagi pemerintah, stakeholder di Papua dan Indonesia maupun negara negara kawasan Pasifik maupun wilayah lainnya.
Pembentukan Pusat Studi Indo-Pasifik di Universitas Cendrawasih (Uncen) yang bekerjasama dengan Koordinasi Bidang Politik Luar Negeri (Pollugri) Kemenko Polhukam dan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) ditandatangani Rektor Universitas Cendrawasih Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST,MT pada 15 Maret 2021.
Sekadar catatan Jubi, wilayah perbatasan khususnya di Kabupaten Keerom terutama di Kampung Nia Banda Distrik Senggi, banyak dihuni warga dari PNG dan lokal setempat karena hubungan kekerabatan. Begitupula dengan warga di Kampung Moso, Skow Mabo Skow Sae dan Skouw Yambe, juga memiliki hubungan kekerabatan dengan warga PNG di Vanimo ibukota Provinsi Sepik Barat atau Provinsi Sandaun.
Kalau pelintas batas tradisional dari Papua Indonesia ke wilayah PNG cukup dengan menggunakan kartu pas berwarna merah, sebaliknya dari Papua New Guinea mau melintas ke saudaranya di sebelah Barat Pulau New Guinea cukup dengan menunjukkan surat kartu berwarna kuning dari imigrasi setempat baik dari pemerintah Indonesia maupun Papua New Guinea (PNG).(*)
Discussion about this post