Jayapura, Jubi – Universitas Cenderawasih (Uncen) menyelenggarakan seminar web internasional yang dimeriahkan dengan penampilan tarian modern, yang merupakan kolaborasi dari berbagai gerakan tari. Acara ini berlangsung di salah satu hotel di Abepura, Kota Jayapura, Papua, pada Rabu (6/11/2024).
Penampilan tarian modern ini menggabungkan gerakan kontemporer secara berpasangan maupun kelompok, memberikan sentuhan estetis sekaligus menarik perhatian penonton. Tarian kolaboratif ini mempertahankan nilai seni serta makna yang terkandung dalam setiap gerakannya.
Wakil Rektor III Uncen, Dr. Septinus Saa, menyatakan bahwa seminar ini diadakan oleh Program Studi Ilmu Keperawatan, yang sudah berdiri sejak tahun 2008.
“Hari ini menjadi tonggak penting bagi seminar ini sebagai sarana strategis memperkuat eksistensi program kami, guna mewujudkan visi-misi yang bercita-cita menjadi unggul dalam bidang keperawatan tropis di Indonesia dan wilayah kepulauan Pasifik,” ujarnya.
Dr. Saa juga menyoroti bahwa indikator kesehatan di Papua mengingatkan banyaknya tantangan yang harus dihadapi, seperti akses geografis yang sulit, keragaman budaya, serta keterbatasan sumber daya manusia.
“Meski ada tantangan, kita tidak boleh menyerah. Masyarakat Papua berhak mendapatkan hak kesehatan dasar. Mahasiswa yang mengikuti seminar ini adalah tulang punggung kami untuk menjangkau wilayah terpencil,” tambahnya.
Menurutnya, seminar ini penting bagi Universitas Cenderawasih dalam memperkuat tenaga keperawatan, menghasilkan perawat yang terampil, empatik, profesional, dan siap memberikan dampak kesehatan di Papua.
“Seminar ini bukan hanya kegiatan akademik, melainkan wadah untuk memperluas pengetahuan dan berbagi ide dalam upaya mengatasi penyakit tropis. Saya berharap para mahasiswa terlibat aktif agar benar-benar memahami masalah kesehatan di Papua,” imbuh Septinus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari, dalam paparannya mengungkapkan beberapa penyakit yang menjadi fokus untuk ditangani dengan target eliminasi pada tahun 2030.
“Penyakit yang menjadi tantangan utama adalah penyakit tropis, kusta, frambusia, dan HIV/AIDS, yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kami berharap mahasiswa yang terlibat dalam seminar ini nantinya mampu mengendalikan penyebaran penyakit di setiap daerah di Papua,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pada tahun 2030 diharapkan tidak ada lagi diskriminasi, serta angka kematian akibat berbagai penyakit tersebut dapat ditekan, walaupun mungkin belum sepenuhnya hilang. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!