Jayapura, Jubi – Mungkin banyak yang tidak mengetahui, kalau musik reggae pertama kali dipopulerkan oleh musisi Papua. Sebut saja Airmood yang kemudian bergabung menjadi Abresso music band. Kala itu, Ian Chris Gebze, salah satu pentolan musik dan gitaris Airmood, mendirikan Kasuari Enteprise untuk menampilkan musik reggae setiap tiga bulan di Pantai Ancol Jakarta.
“Kita yang pertama kali sebagai salah satu yang awali musik reggae, secara khusus di panggung-panggung tempat bergengsi di ibukota awal 1980-an,” tulis Ian Christ Gebze, saat dihubungi Jubi.id via WA, Senin (1/5/2023).
Dia menambahkan sebagai pimpinan Kasuari Enterprise dan kebetulan mendapat sponsor dari salah satu perusahaan rokok setiap tiga bulan menggelar musik reggae bertitel “Reggae Night’ di Pantai Ancol Jakarta.
Selain itu, kata Gebze, secara khusus juga membawa musik reggae ke Tanah Papua awal 1990-an.
Musisi Reggae Indonesia, Tony Waluyo Sukmoasih, yang popular dengan nama Tony Q Rastfara, juga mengakui kalau musik reggae ditampilkan oleh Abresso dan Black Company.
Tapi Abresso muncul lebih dulu ketimbang Asian Roots.
Pantauan Jubi.id waktu itu, Abresso bermain juga di Night Club atau Café Chicago di bilangan Blok M Jakarta Selatan sembari bermain musik reggae dan juga jazz dan blues.
Apalagi vokalis dan basist Abresso, almarhum Akon Bonay, lebih akrab pula dengan musik Reggae dan Jazz. Akon dan Sandy Betay juga sering duet dalam Pub Chicago di Jakarta Selatan kala itu.
Hal senada juga dikatakan Edi Mangun Mardjuki, Humas Pertamina Papua, yang juga mantan vokalis dari Emergency Grup Band dari mahasiswa Bandung era 1990-an, yang ikut pula manggung di Reggae Night era 1990-an hingga 2000. Bersamaan dengan itu pula tampil Delta Lima-lima dari Jakarta pimpinan Paulus Gebze dan kawan kawan.
Selain Abresso dengan pentolan Airmood Band 1982, juga tampil Rio Grime VG dan Asian Root Band pimpinan Seno Sugiarto.
“Iya dulu awal-awal kita turut menyemarakan musik reggae,” tulisnya dalam pesan singkat kepada Jubi.id, Senin (1/5/2023).
Seno Sugiarto sendiri memimpin Group Band Asian Root bermaterikan pemain-pemain asal Papua seperti Akon Bonay, Robbi Wambrauw, dan lain-lain.
Abresso termasuk salah satu group yang mengawali musik reggae di Indonesia. Kata Abresso sendiri berasal dari bahasa Suku Atam (Arfak) di Kabupaten Manokwari, Papua Barat yang artinya salam.
Seno pula yang mula-mula membentuk Abresso pada 1985 dengan materi personelnya antara lain Akon Bonay (pemain bass), Boyke Phu (drummer), Dicky Mamoribo (keyboard), Ian Gebze (guitar), Robby Wambrauw (keyboard), dan Sandhy Bethay (vokal), dengan jenis musik yang diusung bergenre Reggae pop, juga diselingi dengan beat berkarakter khas daerah Papua.
Setelah itu Seno juga membentuk Group Asian Root dan Black Company yang juga masih bernuansa reggae di era 1987. Asian Roots waktu itu dengan personel Iskandar (Drummer), Morgan Sigarlaki (Gitar), Ade Hamsah (Bass), Robby Maste (Keyboard), Hendro (Terompet), Ahir (Trombon), dan Jimmy Ignatio (Vokal).
Sepanjang karier Asian Roots menelurkan album yang berjudul Reggae Top Pop pada tahun 1990. Menariknya, Jimmy Iganitio, vokalis asal Jamaika ini diberi marga Randongkir sehingga setiap manggung selalu dipanggil Jimmy Ignatio Randongkir.
Kepada jubi.id, mantan manajer Asia Root, Seno Sugiarto, mengaku sedang berkumpul dengan Ian Gebze dan Dicky Mamoribo, keyboard Airmood dan Asian Roots, membicarakan musik reggae.
“Kami sedang kumpul-kumpul dengan sisa-sisa musisi yang masih ada. Beberapa juga eks musisi Abresso seperti Ian Gebze, Dicky, serta musisi Asian Roots. Kami bergabung kembali dan untuk itu kami sedang persiapan lagu baru dari Asian Roots,” kata Seno.
Dia berharap musik mereka masih diterima di tanah air terutama pencinta musik reggae di Indonesia. (*)